Rabu

Allah adalah penyelamat

 Sebelum Tobia mendekati ayahnya berkatalah Rafael kepadanya: "Aku yakin bahwa mata ayahmu akan dibuka." Sapulah empedu ikan itu kepada matanya. Obat itu akan memakan dahulu, lalu mengelupaskan bintik-bintik putih itu dari matanya. Maka ayahmu akan melihat lagi dan memandang cahaya." Adapun Hana bergegas-gegas mendekap anaknya, lalu berkatalah ia kepadanya: "Setelah engkau kulihat, anakku, maka mulai sekarang aku dapat mati." Maka ia menangis. Tobitpun berdiri dan meskipun kakinya tersandung namun ia keluar dari pintu pelataran rumah. Tobia menghampirinya dengan empedu ikan itu di tangan lalu ditiupinya mata Tobit. ditopangnya ayahnya dan kemudian berkatalah ia kepadanya: "Tetapkan hati, pak!" Selanjutnya obat itu dikenakannya padanya dan dibiarkannya sebentar. Lalu dengan kedua tangannya dikelupaskannya sesuatu dari ujung-ujung matanya. Maka Tobit mendekap Tobia sambil menangis. Katanya: "Aku melihat engkau, anakku, cahaya mataku!" Ia menyambung pula: "Terpujilah Allah, terpujilah nama-Nya yang besar, terpujilah para malaikat-Nya yang kudus. Hendaklah nama Tuhan yang besar ada di atas kita dan terpujilah hendaknya segala malaikat untuk selama-lamanya. Sungguh aku telah disiksa oleh Tuhan, tetapi kulihat anakku Tobia!" (Tobia 11:7-14)

 Perikop diatas memberikan gambaran bahwa Tobit memang mengalami suatu cobaan, didalam penderitaannya itu tampaklah karya Allah. Allah telah menyembuhkannya dengan perantaraan anaknya, Tobia.

Perikop ini menyampaikan bahwa Allah sang penyelamat bertindak dengan segala cara yang ada. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah untuk menyelamatkan manusia. Segala cara artinya bahwa hal-hal sederhana di sekitar kita adalah karya Allah untuk menyelamatkan manusia, bahkan setiap orang yang kita kenal dan menjadi bagian dari hidup kita sering dipakai Allah untuk menyelamatkan kita. Orang tua, saudara, tetangga, anak, istri, teman sekolah, teman bermain dan sebagainya. Melalui merekalah Allah menyapa kita, melindungi kita. Maka yang kita lakukan adalah selalu bersyukur atas apapun yang kita miliki. Menjaga relasi dengan siapapun tetap baik adalah bagian dari rasa syukur kita atas keselamatan dari Allah. 

keselamatan dari Allah bukanlah tentang sesutu yang besar atau ajaib tetapi sesuatu yang simpel, kadang bahkan kita tidak menyadari bahwa itu bagian dari karya Allah. kita yang terlalu menuntut sesuatu yang besar dan ajaib menutup mata untk sesuatu yang sederhana dan merasa seakan Allah tidak melakukan apapun untuk kita. Padahal ketika kita membuka hati untuk selalu bersyukur dan mau melihat secara sederhana di sekitar kita ada banyak keajaiban.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar