Minggu

MENGENAL KATEKESE MODEL ”SHARED CHRISTIAN PRAXIS” (SCP)




1.      Pengertian Shared Christian Praxis (SCP)
Shared Christian Praxis (SCP) adalah salah satu model katekese umat yaitu katekese model pengalaman hidup. Model katekese ini mau menekankan keterlibatan umat dengan maksud mendorong perserta dan menghubungkan antara tradisi dan visi hidup mereka dengan Tradisi dan Visi hidup kristiani agar baik secara pribadi maupun bersama Mampu mengadakan penegasan dalam mengambil keputusan deni terwujudnya nilai-nilai kerajaan Allah dengan kehidupan manusia yang terlibat di dunia

2.      Tiga Komponen Pokok dalam SCP
a.      Praksis
Praxis adalah suatu tindakan yang sudah direfleksiakan teoriitis teologis dan sekaligus suatu refleksi teologis yangdidukung oleh praktek. Praxis merupakan ungkapan pribadi yang merupakan ungkapan fisik, emosional, intelektual, spritualitas dan hidup kita. Praxis mempunyai tiga unsur pembentuk yang saling berkaitan: akttifitas. Refleksi dan kreatifitas. Tiga unsur pembentuk ini berfungsi untuk membangkitkan pengembangan imajinasi. Meneguhkan kehendak dan mendorong praxis baru yang dapat dipertanggung jawabkan secara etis dan moral. Secara singkat tiga unsur ini dapat dijelaskan sbb:
·         Aktifitas : kegiatan mental dan fisik, kesadaran, tindakan, persomal dan sosial, hidup pribadi dan tindakan publik bersama yang semuanya merupakan medan masa kini untuk perwujutan diri manusia. Karena bersifat historis, tindakan manusia perlu ditempatkan dalam konteks waktu dan tempat tertentu.
·         Refleksi: menekankan refleksi kritis terhadap tindakan historis pribadi dan sosial dalam masa lampau ”tradisi” dan ”Visi” iman kristiani sepanjang sejarah.
·         Kreatifitas: merupakan perpaduan antara aktifitas dan refleksi yang menekankan sifat transenden manusia dalam dinamika menuju masa depan untuk praxis baru.

b.      Kristiani
Kekayaan model iman yang ditekankan dalam model ini meliputi 2 unsur pokok yaitu pengalaman hidup iman  kristiani( tradisi dan visinya). Tradisi kristiani mengungkapkan realitas iman jemaat kriastiani yang hidup dan sungguh dihidupi sedangkan visi kristiani menggaris bawahi tuntutan dan janji yang terkandung dalam tradisi, tanggung jawab dan pengutusan orang kristiani sebagai jalan untuk menghidupi semangat dan sikap kemuridan mereka. Visi kristiani yang paling hakiki adalah terwujudnya nilai-nilai kerajaan Allah dalam kehidupan manusia. Tradisi dan visi kristiani bagaikan suatu mata uang dengan dua sisi menikap nilai-nilai kerajaan Allah yang benar-benar dihidupi dan terus diusahakan.

c.       Shared
Istilah ini menunjuk pengertian komunikasi yang timbal- balik, sikap partisipasi aktif dan kritis dari semua perserta, sikap egalitarian, terbuka (insklusif) baik untuk kedalaman diri pribadi, kehadiran sesama, maupun untuk rahmat Tuhan. Istilah ini juga menekankan proses katekese yang menggaris bawahi aspek dialog, kebersamaan, keterlibatan dan solidaritas. Dalam sharing semua perserta diharapkan secara terbuka mendengarkan dengan hati dan berkomunikasi dengan kebebasan hati.  Dalam kata Sharing juga terkandung hubungan dialektis antara pengalaman hidup faktual perserta dengan tradisi dan visi kristiani.    



3.      Kekhasan SCP
SCP menekankan katekese yang bersifat dialogal dan partisipatif, yang bermaksud mendorong peserta, berdasarkan konfrontasi antara “tradisi” dan “visi” hidup mereka dengan “Tradisi” dan “Visi” Kristiani, baik secara pribadi maupun bersama. SCP mengupayakan penegasan dan mengambil keputusan demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di dalam kehidupan manusia, untuk terlibat di dalam dunia.

4.      Lagkah-langkah Mempersiapkan SCP
Sebagai model berkomunikasi tentang makna pengalaman hidup antara persert. ” Shared Christian Praxis dapat di mengerti sebagai suatu proses yang terus mengalir seperti suatu tari atau simponi.  Dalam pelaksanaannya meliputi tiga hal yaitu: identitas, pemikiran dasar dan pengembangan langkah langkah.


__________________________________________________________
SATUAN PERSIAPAN
SHARED CHRISTIAN PRAXIS (SCP)

A.    IDENTITAS KATEKESE:
Tema:
Tujuan :
Hari/Tanggal:
Waktu:
Metode:
Sarana:
Sumber Bahan:

B.     Pemikiran Dasar:
·         Latar Belakang pemilihan tema dan latar belakang permasalahan situasi konkerit (aspek sosiologis-faktual)
·         Tanggapan dalam Tradisi dan Kitab Suci (Aspek Biblis-Ideal)
·         Tanggpan dalam katekese yang bersangkutan (aspek kateketis-aktual)


C.    Pengembangan Langkah-langkah:
1.      Pendahuluan:
·         bisa dengan doa, kata pengantar, lagu yang berkaitan dengan tema. Dalam pengembangan langkah-langkah model ini memiliki lima langkah yang saling berkaitan,  antara yang satu dengan yang lain.

2.      Langkah I: Pengungkapan Pengalanam Hidup Para Perserta
·         Langkah ini mengajak para perserta untuk mengungkapkan pengalaman hidup dan keterlibatan mereka entah Bisa memakai suatu pengalaman faktual, misalnya dari mass media, cerita bergambar, permainan, simbolik, dll yang berhubungan dengan tema.
·         Bisa dengan pertanyaan-pertanyaan pendalaman pengalaman apa, yang mana, kapan, dll.
·         Kemudia berdasarkan pengalaman yang terungkap dirangkum sesuai dengan tema dan tujuan.
·         Pengantar masuk untuk menghubungkan isi langkah pertama dengan langkah kedua.
·         Tujuan dari langkah ini adalah para erserta diharapkan menjadi sadar dan bersikap kritis pada pengalaman hidupnya sendiri

3.      Langkah II: Mendalami Pengalaman Hidup Perserta
·         Langkah ini mendorong para perserta untuk lebih aktif, kritis, dan kreatif dalam memahami serta mengolah keterlibatan hidup mereka sendiri dan masyarakat.
·         Bisa dengan merumuskan pertannyaan pendalaman: mengapa, bagaimana.
·         Merangkum tentng arah refleksi, baik masa lampau, sekarang, dan masa depan.
·         Mencari hubungan dengan langkah ke III untuk masuk pada tradisi dan Visi kristiani.
·         Tujuan dari langkah ini adalah memperdalam refleksi dan mengantar perserta pada kesadaran kritis akan keterlibatan mereka, akan asumsi dan alasan, motovasi, pengenangan, kepentingan dan konsekuensi yang disadari dan kehendak yang diwujudkan( inspirasi)

4.      Langkah III: Menggali Pengalaman Iman Kristiani
·         Pokok dari langkah ini adalah mengusahakan supaya tradisi dan visi kristiani menjadi lebih terjangkau, lebih dekat dan relevan bagi perserta pada zaman sekarang ini. `
·         Menarik kesimpulan dari langkah I-II yang bisa menghubungkan  dari tema Kitab Suci atau tradisi Gereja yang bisa dipilih.
·         Menghubungkan antara tafsir Kitab Suci, dan Tradisi Gereja yang sesuai dengan tema dan tujuan. Pendalaman bisa dilakukan dengan pertannyaan atau bisa dengan ceramah.
·         Menarik pesan inti dari KS atau tadisi sehubungan dengan tema atau tujuan.

5.      Langkah IV: Menerapkan Iman Kristiani Dalam Situasi Kongkrit Perserta.
·         Langkah ini mengajak para perserta dapat meneguhkan, mempertanyakan, dan mengembangkan dan menyempurnakan pokok-pokok yang penting yang telah ditemuukan pada langkah pertama sampai langkah keduadan selanjutnya langkah –lankah itu dikonfrontasikan dengan hasil interpresentasi tradisi dan visi kristiani.
·         Menarik pesan ini dalam relevansi dengan situasi peserta
·         Bisa dengan pertenyaan yang menghubungkan pesan ini dengan langkah I dan II
·         Pokok-pokok mana yang bisa diterapkan dalam situasi perserta: dalam hal ini perserta dibantu dengan pengalaman atau kesaksian pembimbing yang merangsang perserta untuk sanggup mewujudkan pesan ini dalam situasi konkret.

Langkah V: Mengusahakan Aksi Konkrit
·         Rangkuman perjalanan dari langkah I s/d IV
·         Langkah kongkret mana yang bisa diwujudkan sebagai perwujudan niat pribadi/ bersama (terutama niat bersama bisa didiskusikan bersama dalam kelompok )yang mau diusahakan guna memperbaharui hidup.
·         Penutup : bisa secara liturgis dengan merangkum seluruh proses katekese yang telah berlangsung dari pendahuluan sampailangkah ke V disusul dengan doa (umat ) pribadi /bersama, doa penutup dan lagu.
·         Tujuan dari langkah ini adalah mendorong para perserta untuk sampai pada keputusan konkrit bagaimana menghidupi iman kristiani pada konterks hidup yang telah dianalisis dan dihidupi, direflesksikan secara kritis, dinilai secara kreatif dan bertanggung jawab. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar