Senin

MENGENAL KATEKESE UMAT MODEL BIBLIS



Katekese (pendampingan iman: pendalaman iman) yang ada dewasa ini di Indonesia adalah Katekese Umat, dimana katekese itu adalah dari, oleh dan untuk umat atau dengan kata lain katekese itu sebagai komunikasi iman umat yang berdasarkan pada situasi konkrit umat menurut pola hidup Yesus Kristus. Dalam hal ini umatlah yang berkatekese dan katekis sebagai fasilitator yang berfungsi untuk memperlancar dan mengarahkan.
 Ada beberapa model yang ada dalam Katekese Umat yaitu, Model SCP (Shared Christian Praxis), model biblis, model pengalaman hidup dan model campuran yaitu pengalaman hidup dan biblis.

Model katekese biblis yang juga sebagai salah satu model katekese umat, adalah sebagai berikut:

. Uraian Materi
1.    Katekese Model Biblis
Arti dan tujuan Katekese  model  Biblis (Kitab Suci)
Katekese model biblis merupakan katekese yang bertolak pada pengalaman kitab Suci atau tradisi, dengan tujuan memungkinkan peserta untuk menghubungkan pesan inti teks kitab suci atau tradisi dengan pengalaman hidup, sehingga merangsang peserta untuk merefleksikan serta memikirkan apa yang sebaiknya bisa dilaksanakan dalam kehidupan konkrit sehari-hari dalam menghadapi permasalahan atau keprihatinan, baik berupa peristiwa pribadi, berkeluarga, bermasyarakat dan menggereja
Langkah-langkahnya meliputi :

a.     Doa pembukaan / nyanyian pembukaan :
     Pembukaan, diawali dengan doa pembukaan atau Nyanyian pembukaan dipilih sesuai dengan Kitab Suci atau Tradisi yang diambil pada saat ini. Kemudian katekis mencoba menghubungkan tema pertemuan kali ini dengan tema-tema sebelumnya. (apa bila ada).

b.   Pembacaan Kitab Suci/Tradisi :
     Dilakukan oleh salah satu peserta langsung dari Kitab Suci / Tradisi. Kemudian dilanjutkan dengan hening untuk merefleksikan pertanyaan- pertanyaan  pendalaman, misalnya : kata atau kalimat mana yang penting (kunci) menurut peserta? Apa pesan inti dari teks tersebut bagi hidup kongkrit peserta?

c.    Pendalaman Teks Kitab Suci / Tradisi:
Pendalaman teks kitab suci atau tradisi. Dapat diawali dalam kelompok kecil untuk mengungkapkan apa yang direnungkan secara pribadi dari jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas. Kemudian diadakan rangkuman dari jawaban peserta, terutama pesan inti teks. Dan katekis/Prodiakon mencoba untuk menghubungkan rangkuman dengan hasil persiapan pribadi, yang diperoleh dari renungan maupun pembacaan lebih mendalam dari sumber-sumber lain sehingga peserta juga diperkaya juga dengan imformasi atau masukan pengetahuan iman yang memadai
d.    Pendalaman Pengalaman Hidup Peserta
         Memungkinkan peserta untuk  menghubungkan teks Kitab Suci atau Tradisi sesuai dengan tema ( baik itu masa lalu / sekarang) sebagaimana terdapat dalam peristiwa yang ada dalam kebudayaan, dalam tradisi setempat, dalam hidup bermasyarakat, menggereja dan berkeluarga.
 
e.    Penerapan Dalam Hidup Kongkrit Peserta :
      Mengajak dan merangsang peserta untuk merefleksikan serta memikirkan apa yang sebaiknya bisa dilaksanakan dalam kehidupan konkrit peserta sendiri. Semangat jiwa serta kekuatan mana bisa diambil dari pesan ini Teks Kitab Suci atau Tradisi tersebut bagi kenyataan hidup sehari-hari dalam hidup pribadi. Hidup berkeluarga, masyarakat dan menggereja.

f.     Doa Penutup :
Terdiri dari refleksi pribadi terpimpin dalam keheningan kemudian dibuka kesempatan doa-doa spontan dari peserta. Akhirnya katekis masih bisa menutup dengan doa penutup yang merangkum keseluruhan proses dengan tema dan tujuan serta doa bersama dan  atau nyanyian bersama yang sesuai dengan tema Kitab Suci/Tradisi Kristiani.
 

Adapun unsur-unsur yang perlu dipersiapkan oleh pemandu dalam membuat persiapan pendalaman iman model biblis yaitu:

1.        Tema
Tema merupakan salah satu kunci keberhasilan dari kegiatan yang akan kita laksanakan. Tema mencakup keseluruhan materi dari kegiatan yang dilakukan.
Tema ditentukan dengan:
           Memperhatikan kebutuhan dan situasi peserta, baik umat setempat/lingkungan/wilayah/paroki maupun umat keuskupan, national, dan universal.
           Memperhatikan tradisi Kitab Suci dan refleksi iman dari para teolog
           Tahun Liturgi: bacaan-bacaan Hari Minggu
           Tema hendaknya dirumuskan dengan
            Jelas, tidak mengambang, 
            Terbatas, terarah dan tidak terlalu luas
            Bulat, dalam kesatuan dalam artian tidak terpotong-potong
            Menarik, menantang
Tema yang dipilih dalam pertemuan bulan Kitab Suci disesuaikan dengan keadaan umat di lingkungan dan disesuaikan dengan  latar belakang atau situasi keprihatinan yang terjadi baik dalam hidup menggereja, maupun hidup bermasyarakat pada umumnya. Demikian pula dengan materi yang diangkat menggunakan bahan dari kitab Suci yang tergolong dalam kita-kitab Deuterokanonika. Dengan peretemuan kitab Suci ini diharapkan umat semakin memiliki iman yang teguh, memiliki wawasan dan pengetahuan yang mendalam tentang Kitab Suci, sehingga mampu menjadi saksi iman di tengah gereja, masyarakat dan dunia.

2.      Tujuan
Tujuan adalah hal yang ingin dicapai dalam suatu proses kegiatan yang dilakukan. Pentingnya tujuan karena sangat menetukan arah yang akan dilakukan, dan menentukan bagaimana cara atau tahap-tahap  yang akan dilakukan untuk dalam suatu kegiatan. 
Cara merumuskan tujuan yaitu dengan melihat keprihatinan-keprihatinan yang ada.  Tujuan berisi
        Sesuai dengan tema yang diangkat,
        Kesadaran bersama umat/peserta
        Sikap kristiani tertentu yang mau diolah
        Arahnya jelas dan operasional
        Lebih kepada pengalaman dari pada pengetahuan
 Rumusan tujuan:
        Mencakup kesadaran pemandu (katekis) dan peserta
        Bahasanya sederhana dan mudah dimengerti
        Sasaran sikap/tindakan konkrit yang mau diwujudkan terungkap dengan jelas
Hendaknya rumusan tujuan yang dibuat dapat menjawab keprihatinan umat di lingkungan baik itu di Gereja maupun di masyarakat sekitar. 
Ada pun tujuan dari pendalaman Kitab Suci ini agar umat semakin berkembang dalam iman, serta  mampu mewujudnyatakan dalam kehidupan sehari-hari, yang mengarah pada pertobatan dan juga diharapkan umat semakin berkembang dalam pengetahuan iman sehingga mampu mendorong umat untuk berani bersaksi di tengah masyarakat yang penuh dengan tantangan zaman.

3.      Pemikiran dasar
Pemikiran dasar berisi latar belakang situasi dan kondisi yang sedang dihadapi, idealnya serta harapan.  
Pemikiran dasar berisi:
          Latar belakang/ situasi peserta
          Aspek sosial, kebudayaan, dan pribdai peserta
          Aspek teologis: Kitab Suci
          Aspek katekis: Pembangunan komunikasi Iman
Rumusan pemikiran dasar:
     Latar belakang situasi dan kondisi peserta
     Kitab suci berbicara tentang tema tersebut
     Arah pendalaman iman, apa yang diharapkan

4.      Langkah-langkah Pendalaman Iman
Langkah-langkah adalah urutan kegiatan, hal-hal apa saja yang ingin dilakukan terlebih dahulu. Adapun langkah-langkah pendalaman iman model kitab suci yaitu sebagai berikut:
Ø  Doa pembukaanuan dan atau nyanyian pembukaan
Ø  Pembacaan Kitab Suci atau Tradisi
Ø  Pendalaman teks Kitab Suci atau Tradisi
Ø  Pendalaman pengalaman hidup
Ø  Penerapan dalam hidup peserta
Ø  Doa penutup
Ø  Lagu penutup

5.      Metode   
Metode adalah  cara-cara yang dilakukan dalam suatu kegiatan tertentu. Metode yang digunakan hendaknya dapat menarik minat peserta. Metode yang dapat digunakan dalam pendalaman iman seperti sharing pengalaman iman, diskusi, tanya jawab, refleksi,dll.
6.      Sarana
Sarana merupakan perlengkapan yang dapat digunakan dalam suatu kegiatan tertentu. Sarana yang dapat digunakan dalam pendalaman iman dapat berupa simbol, keyakinan, cerita, bahasa foto, poster, video, kaset suara, film, atau sarana-sarana lainnya yang menunjang peserta menemukan salah satu aspek yang bisa menjadi topik dasar untuk pertemuan tersebut.
Selain unsur-unsur tersebut diatas pemandu juga harus mempersiapkan diri, baik mental, fisik maupun  spiritual supaya pemandu lebih mantap dalam memandu pendalaman iman dan mampu membangkitkan semangat peserta. 
Demikianlah persiapan pendalaman yang harus dibuat supaya dalam memandu pendalaman iman dapat terarah dan dapat mencapai cita-cita yang diharapkan. 
Apakah ada hal lain yang kalian ketahui sehubungan dengan persiapan pendalaman iman?
 


Para katekis di lingkungan diharapkan juga dapat memandu katekese umat model Kitab Suci (Biblis), oleh karena itu para katekis ini perlu memahami arti, tujuan, dan langkah-langkah dalam katekese Kitab Suci (Bilis) sehingga mereka dapat melaksanakan dan mengetahui apa yang harus dilakukan dalam memandu katekese katekese model Biblis ini.

                                           
                                                           PERSIAPAN KATEKESE



1. IDENTITAS
a. Tema Pertemuan               : Memohon Pengampunan kepada Allah
b.Tujuan Pertemuan             : Bersama-sama pendamping, peserta dapat menyadari segala dosa yang telah dibuat kepada Allah, dan memohon rahmat pengampunan-Nya sehingga peserta dapat semakin diteguhkan dalam iman
c. Peserta                               : Katekis dan Prodiakon
d.            Tempat                                    : Paroki St. Christophorus Banyutemumpang
e. Pelaksana                          : ----
f. Hari/Tanggal                     : 19 dan 26 September 2010
g.Waktu                               : Pukul 12.30-13.15
h.Model                                : Katekese Biblis
i.  Metode                              : Tanya Jawab, Informasi, Sharing
j.  Sumber Bahan                   : Buku Panduan BKSN 2010

2. PEMIKIRAN DASAR
         Sebagai seseorang yang beragama, tentunya kita juga mengenal akan adanya dosa atas perbuatan tdak baik yang sering kita lakukan. Pertobatan merupakan keutamaan yang tidak dapat dipisahkan dari iman. Sebagai manusia yang memiliki kerapuhan, kita sadar bahwa tidak ada orang yang beriman sempurna (kecuali Bunda Maria, menurut pandangan Katolik). Di dalam agama apapun ada upacara pertobatan, sebagai pemulihan hubungan antara manusia dengan Allah. Dosa telah merusak hubungan manusia dengan Allah dan dengan sesama, oleh karena itu perlu ada rekonsiliasi atau rujuk kembali.
         Dosa bukan sekedar pelanggaran aturan, tetapi melukai hubungan pribadi manusia dengan Allah. Hubungan umat dengan Allah dalam Perjanjian Lama adalah hubungan perjanjian. Dosa yang dibuat oleh manusia dianggap sebagai pelanggaran perjanjian. Tindakan dosa yang dilakukan oleh manusia merupakan wujud ketidaksetiaan manusia dengan Allah.
         Dengan adanya pertemuan kali ini, diharapkan peserta dapat menyadari segala kesalahan yang telah dibuat dan memohon ampun atas dosa-dosanya. Sehingga peserta dapat membangun niat pribadinya untuk menjalani hidup kedepannya dengan lebih baik lagi.

1.      Pembuka
a.       Pengantar.
Bapak-ibu yang terkasih, kita berkumpul di tempat ini karena kasih dan kebaikan Allah dalam Yesus Kristus, yang penuh belas kasih. Kita berkumpul di sini sebagai satu keluarga yang sama-sama sedang belajar menjadi seorang pewarta iman. Sebagai pewarta iman, kita perlu sungguh-sunggh menyadari tugas panggilan kita, bahwa dalam mewartakan sabda Tuhan kita perlu melaksanakannya sesuai dengan kehendak Allah. Dari pertemuan ini kita berharap semoga semakin mampu menghayati kasih Allah yang tertuang dalam diri kita sehingga kita dapat semakin menyelami diri kita sebagai seorang pendosa yang rapuh dimana selalu mengharapkan belas pengampunan dan kekuatan untuk memulai hidup baru.
b.      Lagu Pembuka: “Kasihnya Seperti Sungai”
c.       Doa Pembuka:
Ya Bapa Yang Maha Pengampun, terima kasih karena kami telah Engkau kumpulkan di tempat ini, untuk bersama-sama berkumpul dalam nama-Mu, Ya Bapa. Kami juga mengucap syukur ya Bapa, karena pintu hati kami selalu Kau buka untuk dapat selalu mendengar sabda-Mu yang menggema dalam hati kami. Bapa, sebagai manusia yang rapuh dan penuh dengan dosa, bantulah kami untuk selalu ingat pada-Mu Yang Maha Pengampun. Bantulah kami untuk menyadari segala dosa yang telah kami buat, dan tidak berkenan di hati-Mu Ya Bapa. Dan akhirnya Ya Bapa, kami dapat mengakui segala kesalahan yang telah kami buat dan mencoba dengan penyelenggaraan-Mu yang besar untuk hidup dengan niat yang baru dan dengan lebih baik. Doa ini kami sampaikan melalui perantaraan Putra-Mu yang terkasih Tuhan kami Yesus Kristus. Amin.



2.      Pembacaan kitab Suci/Tradisi
a.       Salah seorang peserta dimohon bantuannya untuk membaca  Mazmur 51:
Mazmur 51
1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur dari Daud,
2 ketika nabi Natan datang kepadanya setelah ia menghampiri Batsyeba.
3 Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!
4 Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
5 Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.
6 Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu.
7 Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.
8 Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku.
9 Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!
10 Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali!
11 Sembunyikanlah wajah-Mu terhadap dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku!
12 Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!
13 Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
14 Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!
15 Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
16 Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, Allah keselamatanku, maka lidahku akan bersorak-sorai memberitakan keadilan-Mu!
17 Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku memberitakan puji-pujian kepada-Mu!
18 Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya.
19 Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
20 Lakukanlah kebaikan kepada Sion menurut kerelaan hati-Mu bangunkanlah tembok-tembok Yerusalem!
21 Maka Engkau akan berkenan kepada korban yang benar, korban bakaran dan korban yang terbakar seluruhnya; maka orang akan mengorbankan lembu jantan di atas mezbah-Mu.

b.      Pertanyaan Pendalaman
(Peserta dibagi dalam beberapa kelompok, dan diminta untuk merenungkan Mazmur 51 dengan panduan beberapa pertanyaan yang diberikan oleh pendamping)
1)      Kata atau kalimat mana yang menjadi kata kunci (penting) menurut peserta?
2)      Apakah pesan inti daro teks tersebut?
3)      Apa arti pesan tersebut bagi hidup konkrit peserta?

3.      Pendalaman Teks kitab Suci/Tradisi
a.       Peserta memplenokan hasil sharing
b.      Masukan dari tafsir setelah rangkuman pendalaman teks Kitab Suci oleh pendamping:
Mazmur 51 yang kita renungkan bersama-sama ini, adalah mazmur pertobatan yang paling terkenal. Di sini, kita diajak oleh pemazmur untuk menyadari diri sebagai pendosa yang memohon pengampunan dari Allah. Dalam ayat 3, pemazmur mengungkapkan kesesakan hatinya karena rasa bersalahnya. Dan yang dimohon oleh pemazmur adalah belas kasih Tuhan, pengampunan-Nya dan kerelaan-Nya untuk membersihkan dari noda dosa yang telah membuat dirinya kotor di hadapan Allah. Pemazmur mengawali penyesalannya dengan ungkapan: “kasihanilah”, “hapuskanlah”, “bersihkanlah”, “tahirkanlah”. Pemazmur mohon agar dosanya diampuni dan dirinya ditahirkan kembali, yang artinya agar menjadi suci kembali. Di sini, pemazmur berkeyakinan bahwa Allah adalah mahasetia, maka Allah juga akan dengan setia untuk umat-Nya dan mengampuni umat-Nya dan memberikan penyertaan untuk kembali pada jalan yang benar. Dalam hal ini, dapat menjadi kaca bagi diri kita sendiri. Seringkali kita terjatuh dalam dosa, dan menyadari hal itu, dan memohon pengampunan kepada Allah, hingga akhirnya kita dibangkitkan dari dosa-dosa yang telah kita buat. Tetapi, di sisi lain, hal ini juga menjadi penggetar bagi kita, yang mungkin belum dapat menyadari sepenuhnya kesalahan maupun dosa yang kita buat, entah itu karena gengsi ataupun hal yang lain. Dan sebaiknya, kita kembali melihat sikap pemazmur pada ayat 5-8 mengungkapkan bahwa pemazmur menyadari dirinya sebagai seorang pendosa dan dengan jujur pemazmur mengakui bahwa dosa akan senantiasa ada bersama dengan dirinya. Dan pemazmur akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk mengeyahkan dosa itu dari dirinya. Dengan ini kita dapat belajar untuk rendah hati mengakui bahwa kita adalah manusia pendosa dan memohon pengampunan Allah atas dosa yang telah kita buat. Dosa yang telah kita buat telah merusak hubungan yang telah terjalin antara Allah dengan manusia.

4.      Pendalaman pengalaman Hidup
a.       Kitab suci dengan pengalaman hidup
Umat atau peserta diajak untuk mendalami pengalaman hidup mereka dengan pengalaman Kitab Suci.
Panduan:
-          Mazmur 51 menunjukkan sikap pemazmur yang rendah hati, mau mengakui kesalahan dengan jujur, percaya pada pengampunan Tuhan, niat untuk membangun kehidupan yang baru, berjanji akan memuji Allah dan mewartakan kebaikan-Nya. Selain itu, pemazmur memohon karunia kekuatan dari Tuhan dalam membangun kehidupan baru setelah dosanya diampuni. Bagaimana anda menanggapi isi mazmur ini? Apakah ini sesuai dengan pengalaman anda?
-          Pemazmur merasa diri sebagai makhluk yang rapuh terhadap godaan, tetapi sekaligus sadar bahwa Allah selalu membisikkan kebenaran dalam hatinya (ayat 8). Pernyataan ini dapat kita kaitkan dengan ajaran Katolik mengenai suara hati. Bagaimana kita menjaga suara hati kita (suara kebenaran di dalam hati) agar tetap jernih dan member petunjuk yang jelas tentang kebenaran?
-          Perselingkuhan sering terjadi dalam rumah tangga, kekerasan dalam rumah tangga, saling menyakiti satu sama lain, kejahatan yang merajalela, perang yang tak ada habisnya merupakan pertanda semakin kaburnya suara hati manusia. Benarkah demikian? Bagaimana pendapat anda?
-          Di dalam sakramen tobat ada unsur: penyesalan, pertobatan, pengakuan dosa, pengampunan (absolusi), denda dosa (penitensi) dan niat untuk memperbaiki perilaku sesuai dengan kehendak Allah. Yang sering kita lupakan adalah membangun niat untuk berperilaku yang baik agar tidak jatuh ke dalam dosa lagi. Jika kita dapat mewujudkan niat-niat kita, niscaya kita dapat terhindar dari pengakuan dosa-dosa yang sama dari waktu ke waktu. Bagaimana pendapat anda?

5.      Penerapan dalam hidup peserta
Aksi : peserta diminta untuk merencanakan aksi nyata yang akan dibuat berdasarkan sharing pengalaman mereka masing-masing. Aksi dapat dibuat bersama secara kelompok ataupun  secara pribadi. Rencana: Siapa?, Kapan? dan Dimana?

6.      Doa Penutup
Marilah berdoa.(hening sejenak)
Allah Bapa Maha Pengampun, kami bersyukur kepadaMu atas segala berkat dan rahmatMu yang kami alami saat ini. Terutama kami Kau ajarkan untuk bersikap rendah hati mengakui kesalahan yang telah kami buat. Dan bantulah kami untuk menyesali kesalahan kami, sehingga Engkau berkenan untuk mengangkat kami dari jurang dosa. Dan menyertai kami selalu untuk memperbaiki sikap-sikap kami melalui niat-niat kami. Terimalah niat-niat kami sehingga seturut dengan kehendakmu dan dapat terwujud dengan nyata dalam hidup kami. Permohonan kami ini, kami serahkan melaui perantaraan Putera-Mu yang terkasih Tuhan kami Yesus Kristus. Amin
 


1 komentar: