Senin

Menjadi Katolik Yang Bahagia

Mengenal Roh Kudus Dan Tritunggal Maha Kudus 

(Bagian ketiga dari materi Baptis dewasa)


Mengenal Roh Kudus: Pribadi Allah yang Menghidupkan Gereja

Roh Kudus adalah Pribadi Ketiga dari Allah Tritunggal Mahakudus. Dalam iman Katolik, Roh Kudus bukan sekadar kekuatan gaib atau pengaruh ilahi yang tidak jelas. Ia adalah Pribadi sejati—Allah sendiri yang hidup dan berkarya dalam sejarah keselamatan umat manusia. Sejak awal penciptaan, Roh Kudus telah terlibat dalam karya Allah: dalam pewahyuan Sabda, dalam pengudusan umat, dan dalam keselamatan dunia. Dalam kepenuhan waktu, Yesus Kristus menjanjikan kepada para murid-Nya bahwa Ia akan mengutus Roh Kudus, yang disebut-Nya sebagai Penolong dan Penghibur (Parakletos), yang akan menyertai mereka untuk selama-lamanya (Yoh 14:16–17).

Yesus menyebut Roh Kudus sebagai “Roh Kebenaran” yang akan memimpin umat beriman kepada seluruh kebenaran (Yoh 16:13). Roh Kudus bukan hanya meneruskan karya Kristus, tetapi juga membantu umat memahami makna terdalam dari ajaran-Nya. Karena itu, Gereja tidak pernah berjalan sendirian dalam sejarah. Ajaran-ajaran iman, sakramen-sakramen suci, serta seluruh kehidupan Gereja digerakkan dan dijaga oleh Roh Kudus, supaya Gereja tetap setia kepada kehendak Allah.

Peristiwa turunnya Roh Kudus yang paling nyata terjadi pada hari Pentakosta (Kis 2:1–4), ketika para rasul dipenuhi oleh Roh Kudus dan mulai berbicara dalam berbagai bahasa. Inilah saat kelahiran Gereja secara nyata. Sejak saat itu, Roh Kudus memampukan Gereja untuk mewartakan Injil ke seluruh dunia. Seperti yang dikatakan Yesus sebelum naik ke surga: "Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu" (Kis 1:8). Kuasa ini bukan kuasa politik atau militer, melainkan kekuatan dari Allah sendiri untuk bersaksi, mengampuni, membangun Gereja, dan mencintai sesama dalam nama Kristus.

Katekismus Gereja Katolik (KGK 683–688; 731–741) mengajarkan bahwa tidak seorang pun dapat mengenal Yesus sebagai Tuhan tanpa bantuan Roh Kudus. Roh Kudus membuka hati manusia untuk percaya, memurnikan iman, serta membimbing dan menguduskan umat beriman. Ia menganugerahkan berbagai karunia rohani yang berbeda-beda, semua untuk membangun tubuh Kristus, yaitu Gereja.

Konsili Vatikan II dalam dokumen Lumen Gentium (LG 4) menegaskan bahwa Roh Kudus menjiwai seluruh Gereja, membimbingnya dalam kebenaran, dan terus-menerus menguduskannya. Maka, mengenal Roh Kudus berarti membuka diri kepada kehadiran Allah yang hidup di tengah-tengah kita—yang membimbing setiap orang kepada kehidupan yang suci dan penuh kasih.

 

Tritunggal: Allah Tritunggal Kudus yang Maha Esa

Iman Kristiani berakar pada misteri Allah Tritunggal: Allah yang Esa dalam tiga Pribadi—Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Ini bukan sekadar ajaran teologis yang sulit dipahami, melainkan inti dari iman akan Allah yang adalah kasih. Allah tidak tertutup dalam diri-Nya, tetapi adalah kasih sejati yang hidup dalam relasi dan persekutuan kekal antara Bapa, Putra, dan Roh Kudus (lih. 1 Yoh 4:8).

Dalam Matius 28:19, Yesus memerintahkan para murid untuk membaptis semua bangsa “dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.” Kalimat ini bukan sekadar rumusan liturgi, melainkan pernyataan iman yang mendasar bahwa Allah yang Esa menyatakan diri dalam tiga Pribadi yang berbeda. Ketiganya bukan tiga Allah, melainkan satu Allah yang hidup dalam kesatuan sempurna. Misteri ini disebut misteri Tritunggal Mahakudus: satu dalam hakikat, namun tiga dalam pribadi.

Rasul Paulus juga menegaskan hal ini dalam salam Trinitaris: “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian” (2 Kor 13:13). Dalam Efesus 4:4–6, disebutkan bahwa hanya ada satu Roh, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua. Ini menjadi dasar kesatuan hidup umat beriman dalam Allah Tritunggal.

Katekismus Gereja Katolik (KGK 232–234; 253–256) mengajarkan bahwa pengakuan iman kepada Tritunggal merupakan pusat iman Kristen. Allah Bapa menciptakan alam semesta, Allah Putra menebus dunia melalui karya penyelamatan-Nya di salib, dan Allah Roh Kudus menguduskan umat beriman sepanjang zaman. Ketiganya bekerja bersama dalam kesatuan sempurna demi keselamatan umat manusia.

Mengenal Allah Tritunggal membawa kita untuk menyelami kasih Allah yang tanpa batas. Allah bukan hanya mencintai kita, tetapi adalah kasih itu sendiri. Allah tidak hanya menyelamatkan kita, tetapi juga mengundang kita masuk ke dalam hidup kasih-Nya. Konsili Vatikan II menegaskan hal ini dalam Dei Verbum (DV 2) dan Lumen Gentium (LG 4): Allah menyatakan diri tidak hanya melalui sabda dan perbuatan, tetapi juga dengan mengajak manusia hidup dalam persekutuan kasih bersama-Nya.

Karena itu, mengimani Allah Tritunggal tidak cukup hanya dengan memahami ajarannya secara akal budi. Kita diajak untuk menghidupi misteri ini dalam relasi sehari-hari: dalam doa, dalam kehidupan bersama, dan dalam pelayanan kasih kepada sesama. Kasih yang mengalir dari Bapa, Putra, dan Roh Kudus itu menggerakkan kita untuk mewartakan, berbagi, dan menjadi saksi kasih Allah bagi dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar