MATERI AGAMA XII



Kemajemukan Bangsa Indonesia

A. KERAGAMAN SEBAGAI REALITAS ASLI KEHIDUPAN MANUSIA
1. Mengenal Keragaman sebagai Realitas Bangsa Indonesia
Manusia dilahirkan dengan sebuah ketentuan yang diputuskan oleh Tuhan sendiri yang disebut Kodrat. Proses kelahiran yang dialami setiap manusia itu sama, namun ia tidak dapat menentukan lingkungan yang akan menerima kehadirannya saat ia dilahirkan. Sehingga, itu merupakan tanda bahwa setiap manusia itu berbeda – beda. Serta, sejarah pengalaman hidup manusia sangat berpengaruh dalam mempertegas jati diri seorang manusia sehingga semakin tampak perbedaannya satu dengan yang lain.
            Pengalaman awal inilah yang kemudian disimpulkan dalam ungkapan homo homini socius. Dimana pengalaman ini ingin mengungkapkan bahwa kenyataan manusia sebagai makhluk sosial adalah kodratnya. Kehidupan manusia dengan sesamanya tidak bisa tidak harus dijalani. Karena kodratnya inilah, setiap manusia senantiasa akan membentuk sebuah kelompok. Dan perbedaan masing-masing individu tidak lagi menghalangi pembentukan kelompok tersebut.
Sama seperti bangsa Indonesia, pertama dari sisi geografis atau teritorialnya. Ada ribuan pulau yang menjadi tempat tinggal bangsa Indonesia. Setiap pulau mempunyai budaya, bahasa, gaya hidup, dan sebagainya yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia itu sendiri. Disatu pulau pun, segala yang dihasilkan dan dilakukan setiap orang pun berbeda-beda. Dengan demikian dapat dikatakan sejak dilahirkan sebagai bangsa, Indonesia mempunyai ciri majemuk. Ciri ini bahkan sudah ditampilkan jauh sebelum Proklamasi Kemerdekaan, yaitu pada saat para pemuda mengikrarkan diri untuk membentuk sebuah kehidupan bersama dalam satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa, Indonesia.
Salah satu cara untuk melanggengkan kehidupan bersama itu, bangsa Indonesia memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang mengandung 2 makna dasar yakni, “keanekaragaman” dan “kesatuan”. Sehingga dapat dimengerti sebagai kesatuan dalam keberagaman (unity in diversity).
Dalam keberagamannya, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, melainkan keberagaman masyarakatnya. Menurut riset, Indonesia memiliki 389 suku bangsa. Yang hampir setiap sukunya memiliki subsukunya masing-masing. Saat ini disatu daerah tidak hanya dihuni oleh satu suku asli saja, namun ada beberapa suku juga yang tinggal di daerah tersebut. Namun karena adanya kesadaran sebagai bangsa Indonesia, mereka berusaha untuk saling beradaptasi dan bersikap toleran satu sama lain. Walaupun bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu bangsa Indonesia, tetapi itu tidak menggeser bahasa daerah atau yang sering disebut bahasa ibu.
Karena keanekaragaman tersebut, ada dua hal yang dapat digunakan untuk menjaga persatuan agar tidak ada benturan satu kelompok dengan kelompok lainnya, yaitu:
a.    saling menghormati antara satu kelompok dengan kelompok yang lain
b.    mencari dan saling berusaha menemukan titik kesamaan

2.Keberagaman dalam Kitab Suci
Keberagaman yang ada di dalam Kitab Suci dapat kita temukan pada bagian awal. Kisah penciptaan yang ada didalam Kitab Kejadian menjadi dasar utama, terutama berkaitan dengan masalah kodrat. Selain itu, model sikap yang hendaknya kita miliki adalah model sikap sebagaimana ditampakkan dalam pribadi Yesus Kristus.
Dari kisah penciptaan, tampak bahwa Allah memang menciptakan tidak hanya satu macam, atau satu jenis ciptaan saja. Selama enam hari karya-Nya menciptakan dunia, Allah telah membuat begitu banyak hal. Maka, selama enam hari itu pula dinyatakan-Nya kodrat dari seluruh ciptaan yaitu, unik. Masing-masing mempunyai keunikan dan ciri khasnya sendiri-sendiri.
Sementara itu, selain kisah penciptaan, dapat kita lihat pula pengalaman hidup bangsa Israel. Bangsa Israel mempunyai suatu kebanggaan yang tidak dapat disamai oleh bangsa-bangsa lain yakni, sebagai keturunan Abraham. Penyebutan nama Abraham, Ishak, dan Yakub itu menunjuk pada keturunan Abraham. Menyebut nama Allah dengan disertai generasi itu menunjukkan bahwa sisi kemajemukan itu semakin mendapatkan wadahnya dalam proses perjalanan waktu. Artinya pluralitas tidak hanya terbatas pada sisi wujud atau bentuk lahiriah, tetapi juga menyangkut proses waktu yang dialami.
Kebanggaan sebagai keturunan Abraham itu semakin dipertegas dengan kenyataan bahwa salah satu bapa bangsa mereka (Yakub) dipilih Allah juga. Keterpilihan itu juga merupakan keterpilihan mereka sebagai bangsa. Keterpilihan itu ditandai dengan penggantian nama Yakub menjadi “Israel” dan perjanjian Allah dengannya.
Ketika bangsa Israel menjadi budak di Mesir, rasa senasib menumbuhkan dalam diri mereka semangat untuk bersatu. Namun, saat mereka harus melewati padang gurun, rasa kebangsaan itu mengalami dinamika yang sangat kental. Mereka berani meninggalkan nilai-nilai luhur bagi kehidupan demi kepentingan fisik/biologis saja. Namun hal ini tidak menghilangkan keterpilihan mereka sebagai bangsa yang diberkati Allah. Bahkan saat bangsa Israel meminta untuk didirikan sebuah kerajaan,Allah pun tetap setia. Dapat dikatakan bahwa Kitab Suci tidak menghilangkan kenyataan keragaman yang ada dalam kehidupan manusia. Hati manusia diresapi dambaan mendalam akan persatuan. Tanpa disadari ada bahaya jika manusia mengusahakannya dengan tenaga dan konsep pemikirannya sendiri.
3. Menghormati dan Menghargai setiap Pribadi Manusia
Gereja meyakini bahwa dirinya diutus untuk mewartakan Injil dan menananamkan Gereja di tengah-tengah bangsa. Gereja sudah sejak lama membangun kesadaran atas anggota-anggotanya untuk selalu menghormati dan menghargai keberagaman yang ada. Seperti Yesus yang tidak terpengaruh dengan situasi yang ada disekitarnya, bahkan Ia pun tidak mau masuk ke dalam salah satu kelompok masyarakat. Satu hal yang dipegang oleh Yesus ketika berhadapan dengan manusia dan situasi hidup manusia adalah menghargai dan mengangkat martabat hidup manusia. Sikap Yesus itulah yang menjadi teladan bagi manusia dalam menghadapi situasi masyarakat disekitarnya.
Hal ini dapat dilakukan Gereja melalui Konsili Vatikan II dalam “Pernyataan Tentang Hubungan Gereja dengan Agama-agama Bukan Kristiani” (Nostra Aetate) artikel 5, yang mengajak kita untuk turut dalam membangun persaudaraan dan pembangunan, terutama dengan memelihara cara hidup yang baik di tengah-tengah masyarakat dan hidup dalam damai dengan semua orang.
Dasar dari segala tindakan seorang pengikut Yesus Kristus adalah kodratnya sebagai makhluk sosial dan sikap saling menghormati martabat manusia satu sama lain. Dua hal yang perlu diusahakan oleh umat Katolik dalam bersikap menghadapi kemajemukan, antara lain:
a.    membongkar sikap eksklusif
b.    membangun sikap inklusif

B. MENGUPAYAKAN PERDAMAIAN DAN PERSATUAN BANGSA
1. Keprihatinan Hidup Berbangsa dan Bernegara
Gereja menyadari dirinya sebagai bagian integral dari masyarakat dan dunia sehingga umat Katolik tidak mungkin untuk menutup diri dan tidak peduli terhadap apa yang terjadi diluar Gereja.
2. Perjuangan Gereja Mengupayakan Perdamaian dan Persatuan Bangsa
Sebagaimana diuraikan dalam refleksi SAGKI, Gereja hendak membaharui hidup dalam habitus baru. Perubahan diri, dalam arti pertobatan, hendaknya dimengerti sebagai kembali kepada misteri natal. Bertobat bukan hanya berarti perubahan hidup dari buruk menjadi baik, tetapi harus dimengerti secar radikal, yaitu perubahan dari baik menjadi lebih baik, dan kalau sudah lebih baik berubah lagi menjadi yang terbaik atau sempurna.
Umat Katolik dituntut mempunyai semangat magis. Semangat magis yaitu semangat dalam diri orang yang menandakan bahwa orang itu sendiri menginginkan yang terbaik dalam segala hal. Dalam semangat itu yang ditekankan adalah kesungguhan seseorang dalam mengerjakan sesuatu, yaitu 100% terlibat dan mengusahakan yang terbaik.
Perjuangan Gereja dalam mengupayakan perdamaian dan persatuan bangsa tentu saja tidak hanya dalam bentuk kepedulian terhadap kerusakan hutan, tetapi merambah semua sektor kehidupan manusia, antara lain seperti hasil analisis SAGKI yang dirumuskan menjadi 17 pokok masalah urgen ditanah air.
3. Umat Katolik Mewujudkan Perdamaian dan Persatuan Bangsa
Kerajaan Allah yang diwartakan Yesus mempunyai beberapa aspek, yakni:
a.    eskatologis              : Kerajaan Allah adalah pemenuhan secara definitif harapan Israel dan
harus bertumbuh dalam suasana permusuhan”
b.    revelatoris               : Kerajaan Allah mengungkapkan tentang Siapa Allah itu
c.    soteriologis             : Kerajaan Allah itu keselamatan universal, yang akan terlaksana
  bilamana manusia menjalin relasi pribadi dengan Allah
d.   kristologis               : Kerajaan Allah tampak secara definitif dalam sabda dan tindakan
Yesus, dan dalam relasi dengan-Nya
Upaya memperjuangkan nilai Kerajaan Allah seperti mewujudkan perdamaian dan persatuan bangsa dapat terlaksana dalam fungsi Gereja, sebagai berikut:
a.    fungsi Diakonia                  : memberi kesaksian bahwa mungkinkah adanya kehidupan
dimanaorang membaktikan dirinya pada orang lain dan
memiliki keprihatinan Allah dan Kerajaan Cinta Kasih
b.    fungsi Koinonia                  : memberi kesaksian akan adanya suatu kemungkinan
kehidupan yang didasari persaudaraan dan persatuan seperti
yang dicita-citakan oleh Kerajaan Allah
c.    fungsi Kerygma                  : menyampaikan warta pembebasan dan berperan sebagai kunci
penafsiran kehidupan dan sejarah manusia
d.   fungsi Liturgia Gereja        : tindakan ritual dan saat-saat selebrasi jemaat, yang merupakan
pengungkapan pengalaman pembebasan dan keselamatan
Perwujudan Kerajaan Allah melalui fungsi diakonia adalah:
a.    memberi pelayanan kesehatan
b.    memberi pelayanan pendidikan
c.    memberi pelayanan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui gerakan CU
d.   memberi pelayanan kasih kepada anak-anak yang kurang beruntung
e.    memberi pelayanan kasih kepada orang yang termarginalkan melalui pedampingan khusus

C. MEMBANGUN PERSAUDARAAN SEJATI
1. Beberapa Fakta Permusuhan/Pertikaian di Masyarakat
a. Fakta Pertikaian dan Perang
Ø  pertikaian yang bernuansa balas dendam antar dua kampung di Timika, Papua
Ø  pertikaian yang bernuansa politik di elite politik level atas antara oknum polisi dan kejaksaan melawan petinggi KPU
Ø  pertikaian yang bernuansa hak intelektual dan hak cipta antara bangsa Indonesia dengan Malaysia, karena cukup banyak karya cipta bangsa Indonesia yang diklaim oleh Malaysia
Ø  pertikaian politik dalam Pansus Skandal Bank Century, dalam upaya membongkar skandal Bank Century yang menyebabkan Indonesia kecolongan sebesar 6,7 miliar rupiah
Ø  pertikaian yang terjadi di Tanjung Priok antara warga dengan Satpol PP dan Polisi yang akan mengeksekusi tanah makam di kawasan tersebut
b. Alasan Terjadinya Pertikaian dan Perang
·         Fanatisme sempit
Artinya sikap fanatik yang dihayati tidak disertai dengan keterbukaan terhadap segala sesuatu yang ada di luar keyakinannya dan menganggap bahwa keyakinannya yang paling benar.
·         Sikap arogan/angkuh
Selalu ada suku atau bangsa yang menganggap dirinya kuat dan bertindak sewenang-wenang.
·         Keserakahan
Demi harta dan uang, orang dapat berbuat apa saja, termasuk perang.
·         Merebut kemerdekaan dan mempertahankan hak
Kadang-kadang, perang terpaksa dilakukan untuk merebut kemerdekaan dan mempertahankan hak.
c. Akibat Pertikaian dan Perang
v  kehancuran secara jasmani dan fisik
v  hancurnya sarana dan prasarana, jatuhnya korban jiwa
v  kehancuran secara rohani
Perang mengakibatkan trauma dan luka yang membekas terhadap martabat dan peradaban manusia. Perang juga dapat membawa akibat baik, tetapi tidak sebanding dengan kehancuran yang diakibatkannya.
2. Pengertian Persaudaraan Sejati
“Saudara sejati” adalah orang yang menunjukkan belas kasih kepada semuanya. Persaudaraan sejati berarti sikap dan/ atau tindakan seseorang kepada sesamanya dengan dilandasi cinta kasih.
3. Teladan Yesus dalam Membangun Persaudaraan Sejati
            Damai yang diajarkan oleh Yesus membersihkan dunia ini dari segala macam kejahatan dan kedurhakaan. Damai itu benar-benar damai bagi mereka yang sejiwa dengan Yesus. Damai adalah suatu pencapaian kebenaran dan hasil perjuangan serta pergulatan batin.
            Damai juga berarti rasa ketenangan hati karena orang memiliki hubungan yang bersih dengan Tuhan, sesama, dan dunia. Damai sejahtera bagi yang menampakkan Kerajaan Allah.
4. Hambatan dalam Membangun Persaudaraan Sejati
ü  adanya fanatisme dan sovinisme pemeluk agama yang kurang setia terhadap tokoh historis yang diikutinya
ü  terjadinya pembodohan yang terjadi dalam kaderisasi dan “propaganda” dari pemuka agama terhadap pemeluk agama
ü  kekayaan tidak jarang digunakan untuk provokasi agama yang sering kali disertai kekerasan
ü  persepsi yang berbeda dari para pemuka agama dan pemeluk agama tentang pesan agamanya
ü  ketertutupan dan eksklusivitas para pemeluk agama
ü  solidaritas antarumat seagama yang hanya bersifat eksklusif
ü  adanya semacam persaingan tidak sehat dalam mencapai tujuan hidup
ü  mampetnya dialog dan komunikasi
ü  masih adanya kesenjangan sosial, bahkan kian lebar
ü  masih suburnya materialisme, konsumerisme, bahkan darwinisme
ü  beriman pada Tuhan yang sama, tapi perbedaan ajaran dibesar-besarkan
ü  ada persaingan dalam pembangunan tempat ibadah, beserta sarana pendukungnya
ü  ada arasa “alergi” untuk membaca dan mempelajari kitab suci terutama kitab suci dari agama lain
5. Kegiatan yang dapat Membangun Persaudaraan Sejati antarumat Beragama
a. Ajaran Gereja tentang Perdamaian
Perdamaian adalah hasil tata masyarakat manusia yang haus akan keadilan yang lebih sempurna. Semua orang mempunyai keempat relasi dasar, yaitu relasi dengan Tuhan, relasi dengan sesama, relasi dengan alam semesta, dan relasi dengan diri sendiri. Harmoni dari keempat hal itu yang menentukan situasi hidup manusia.
b. Tindakan yang Membangun Persaudaraan Sejati
*      berkunjung ke rumah teman yang sedang merayakan hari raya agamanya
*      mengadakan bakti sosial, penggalangan dana solidaritas untuk korban bencana
*      mengadakan dialog dan kerjasama antarumat beragama
*      menghormati sesama yang berbeda agama saat menjalankan ibadahnya
6. Rancangan dan Pelaksanaan Kegiatan Membangun Persaudaraan Sejati
            Pada masa orde baru, bermunculan forum-forum diskusi yang menyangkut toleransi dalam hal keagamaan dan keragaman, tapi sampai saat ini belum menunjukkan hal yang signifikan.


DIALOG DAN KERJA SAMA ANTARUMAT BERAGAMA

A.    Memahami Kekhasan Agama-Agama di Indonesia
Memahami dan mengenal agama lain membutuhka ketulusan, kearifan dan keterbukaan hati yang tinggi. Mengenal dan memahami tidak dapat dilakuakan ketia tujuannya adalah membandingkan antara agama yang dianut dengan agama lain. Pengenalan dan pemahaman yang tulus memungkinkan tumbuhnya keterbukaan dan sikap apresiasif satu sama lain.
1.      Berbagai Agama di Indonesia dan Kekhasannya
Kata “agama” berasal dari Bahasa sansekerta yang berarti peraturan tradisioal, ajaran. Kata “agama” sering diartikan sebagai kumpulan peraturan-peraturan atau ajaran. Kata lain adalah religi. Kata “religi” berasal dari Bahasa latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti mengikat kembali, maksudnya ikatan manusia dengan Tenaga Kudus yang gaib, dengan Tuhan.
Enam agama besar yang paling banyak penganutnya di Indonesia yaitu agama Islam, Kristen dan Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
a.       Agama Islam
Kata “Islam” berasal dari Bahasa Arab Aslama, yaitu bermaksud “untuk menerima, menyerah atau tunduk.” Kepercayaan dasar Islam dapat ditemukan pada dua kalimat shahadatain yaitu Laailaha illallah, Muhammadur Rasulullah. Artinya Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah.
Isi dari kelima Rukun Islam itu adalah :
-          Mengucap dua kalimat syahadat dan meyakini bahwa tidak ada yang berhakn ditaati dan disembah dengan benar keuali Allah saja dan meyakini bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul Allah.
-          Mendirikan shalat wajib lima kali sehari.
-          Berpuasa pada bulan Ramadhan.
-          Membayar zakat.
-          Menunaikan ibadah haji bagi mereka yang mampu.
Kitab suci adalah Al-Qur’an. Nabi dalam agama Islam adalah Nabi Muhammad SAW. Adalah nabi terakhir dalam ajaran Islam.Hadits yakni kumpulan perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan Muhammad. Hadits adalah teks utama(sumber hokum) kedua Islam setelah Al-Qur’an.
b.      Agama Hindu
Berakar dari kata Sindhu. Awalnya merujuk pada masyarakat yang hidup di wilayah sungai Sindhu. Menurut umay Hindu, Tuhan itu Maha Esa tiada duanya. Dalam salah satu ajaran filsafat Hindu, Adwaita Wedanta, ditegaskan bahwa hana ada satu kekuatan dan menjadi sumber dari segala yang ada (Brahman),yang memanifestasikan diri-Nya kepada manusia dalam beragam bentuk.
Pancasradha merupakan keyakinan dasar umat Hindu yang meliputi :
-          Widhi Tattwa percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan segala aspeknya
-          Atma Tattwa percaya dengan adanya jiwa dalam setiap makhluk
-          Karmaphala Tattwa percaya dengan adanya hukum sebab-akibat dalam setiap perbuatan
-          Punarbhawa Tattwa percaya dengan adanya proses kelahiran kembali (reinkarnasi)
-          Moksa Tattwa percaya bahwa kebahagian tertinggi merupakan tujuan akhir manusia
Ajaran agama Hindu didasarkan pada kitab suci atau susastra suci keagamaan yang memuat nilai-nilai spiritual dengan tuntutan dalam kehidupan dijalan dharma. Diantaranya adalah Weda, Upanishad, Tantra, Agama dan Purana serta kedua Itihasa (epos), yaitu Ramayana dan Mahabharata.
c.       Agama Budha
Tokoh historis mereka adalah Buddha Siddharta Gautama. Inti ajaran Buddha mengenai hidup manusia tercantum dalam Catur Arya Satya, yang berarto Empat Kasunyatan atau Kebenaran Mulia, yaitu :
-          Dukkha-Satya hidup dalam segala bentuk adalah penderitaan
-          Samudaya-Satya penderitaan disebabkan karena manusia memiliki keinginan dan nafsu
-          Nirodha-satya penderitaan itu dapat dilenyapkan (moksa) dan orang mencapai nirvana (kebahagiaan) dengan membuang segala keinginan dan nafsu
-          Marga-Satya jalan untuk mencapai pelenyapan penderitaan sehingga dapat masuk dalam Nirvana adalah delapan jalan utama (asta-arya-marga).
d.      Agama Kristen
Protestan adalah aliran dalam agama Kristen. Protestantisme mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
-          Gereja diadakan olehrahmat Tuhan,oleh pilihan, sabda, sakramen, dan anugerah iman. Gereja yang Kudus adalah persekutuan orang yang benar-benar beriman di segala tempat dan pada segala zaman.
-          Kitab suci adalah satu-satunya sumber ajaran dan susunan Gereja. Oleh karena itu sola scriptura(diselamatkan karena kitab suci) adalah prinsip formal protestantisme.
-          Pembenaran orang dari semula sampai selesai semata-mata rahmat ilahi (sola gratia).
-          Sabda ilahiadalah satu-satunya sarana rahmat yang dapat berbentuk Alkitab, khotbah, sakramen, dan pembicaraan rohani.
-          Imamat umum semua orang beriman saja yang diakui sehingga pendeta dan orang awam hanya berbeda menurut fungsi saja tanpa perbedan rohani secara eksistensial.
KATOLIK
PROTESTAN
Tekanan ada pada sakramen dan pada segi sakramen dari karya allah
Tekanan pada sabda/pewartaan dan pada segi misteri karya keselamatan Allah.
Kultis, yang mementingkan kurban (ekaristi)
Profetis, yang terpusat pada sabda(pewartaan)
Hubungan dengan Gereja menentukan hubungan dengan Kristus
Hubungan dengan Kristus menentukan hubungan dengan Gereja
Gereja secara hakiki bersifat hierarkis
Segala pelayanan gerejawi adalah ciptaan manusia
Kitab suci dibaca dan dipahami di bawah pimpinan hierarki
Setiap orang membaca dan mengartikan kitab suci
Jmlah kitab suci 73
Jumlah kitab suci 66
Ada 7 sakramen
Ada devosi kepada para kudus
Ada 2 sakramen
Tidak ada devosi kepada para kudus

e.       Agama Konghucu
Adalah agama yang ada dengan mengambil nama Sang Nabi Khongcu. Intisari ajaran Khong Hu Cu adalah sebagai berikut :
1)      Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui)
-          Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Tian)
-          Sepenuh iman menjunjung kebajikan (ChengJuen Jie De)
-          Sepenuh iman menegakkan firman gemilang ( Cheng Li Ming Ming)
-          Sepenuh iman percaya adanya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen)
-          Sepenuh iman memupuk cita berbakti ( Cheng Yang Xiao Shi)
-          Sepenuh iman mengikuti genta rohani nabi kongzi ( Cheng Shun Mu Duo)
-          Sepenuh iman memuliakan kitab si shu dan wu jing ( Cheng Qin Jing Shu)
-          Sepenuh iman menempuh jalan suci ( Cheng Zing Da Dao)
2)      Lima Sifat Kekekalan ( Wu Chang)
-          Ren – cinta kasih
-          Yi – kebenaran/keadilan/kewajiban
-          Li – kesusilaan, kepantasan
-          Zhi – bijaksana
-          Xin – dapat dipercaya
3)      Lima Hubungan Sosial ( Wu Lun)
-          Hubungan antara pimpinan dan bawahan
-          Hubungan antara suami dan isteri
-          Hubungan antara orang tua dan anak
-          Hubungan kakak dan adik
-          Hubungan antara kawan dan sahabat
4)      Delapan kebajikan ( Ba De)
-          Xiao – laku bakti
-          Ti – rendah hati
-          Zhong – satya
-          Xin – dapat dipercaya
-          Li – susila
-          Yi – bijaksana
-          Lian – suci hati
-          Chi – tahu malu
-          Satya dan tepa selira/ tahu menimbang ( Zhong Shu)
f.       Agama asli nusantara
Adalah agama-agama tradisional yang telah ada sebelum agama tersebut diatas. Seperti :
1)      Sunda wiwitan dipeluk oleh masyarakat Sunda di kanekes, lebak, banten
2)      Sunda wiwitan aliran madrais juga dikenal dengan agama cigugur
3)      Buhun di jabar
4)      Kejawen di jateng dan jatim
5)      Parmalim agama asli batak
6)      Kaharingan di Kalimantan
7)      Tonaas walian di minahasa, Sulawesi utara
8)      Tolottang si sulsel
9)      Wetu telu di Lombok
10)  Naurus di pulau seram di prov. Maluku

2.      Orang Kristiani Menempatkan Diri terhadap Umat Beragama Lain
Sebagai orang kristiani kita adalah warga masyarakat. Kita hidup tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang berlatar belakang keagamaan yang berbeda. Dasar pertama hanya Allah lah sumber cinta kasih dalam kehidupan.
Dasar kedua adalah Kristus mengutus Gereja untuk hidup di dunia sejak konsili vatikan II terhadap umat beragama lain Gereja Katolik menempatkan dirinya sebagai rekan seperjalanan menuju kepada Allah sang sumber kehidupan.
a)      Gereja menempatkan diri sebagai bagian dari masyarakat. Dalam kebersamaan dengan semua orang, Gereja dipanggil Allah untuk ambil bag9an dalam pembangunan dan pelestarian hidup di bumi dalam perjalanannya menuju Allah.
b)      Gereja membuka dirinya untuk mengenal dengan tulus cara hidup dan ajaran-ajaran agama lain karena ajaran-ajaran itu memancarkan sinar kebaikan Allah yang menyinari hidup semua orang.
c)      Gereja membuka diri untuk berbagi dalam kesadaran akan perutusan Allah di dunia. Seraya membangun persaudaraan dengan para penganut agama lain, Gereja melasanakan tugas perutusannya dan sekaligus membangun imannya.
d)     Gereja berdialog untuk membangun dan memaknai kehidupan bersama. Dalam ketulusan saja tidak yang mendalam bersama penganut agama lain, Gereja membangun hidup yang berlandaskan nilai-nilai kehidupan yang baik.
e)      Gereja belajar dari sejarah untuk membangun kehidupan yang lebih baik.
f)       Gereja membangun persaudaraan semesta tanpa diskriminasi.

3.      Umat Katolik Menghargai dan menghormati Kekhasan Agama-Agama
Konsili Suci sudah secara tegas dan jelas menyatakan sikapnya terhadap agama-agama lain. Dengan tulus, Gereja menghargai dan menghormati kekhasan masing-masing agama memiliki sebagai keyakinanyang memantulkan sinar kebenaran dan membimbing para penganutnya menuju kepada Allah.
Pernyataan tentang sikap Gereja terhadap agama lain yakni bahwa rasa hormat Gereja adalah Gereja tidak menolak segala sesuatu dari agama-agama bukan kristiani yang serba benar dan suci, meskipun di beberapa segi terdapat perbedaan.
Sikap hormat dan menghargai itu tidaklah berarti menerima begitu saja apa yang benar dan suci dari agama bukan kristiani untuk menggantikan yang diyakini sebagai kebenaran oleh Gereja.
Dalam dialog dan kerja sama itu para Konsili Suci berpesan agardi satu pihak Gereja tetap memberi kesaksian tentang iman dan peri hidup kristiani dan dilain pihak berani mengakui, memelihara, dan mengembangkan harta kekayaan rohani dan moral serta nilai-nilai sosio budaya yang menjadi kekhasan agama agama bukan kristiani tersebut.
Sikap Gereja Katolik dan juga setiap anggota Gereja terhadap orang lain adalah sama seperti sikap Kristus terhadap orang lain yaitu kasih dan pengampunan. Mewartakan kebenaran adalah salah satu bentuk dari kasih.
B. Hambatan – Hambatan dalam membangun dialog antar umat beragama
a. Tradisional
cara beragama berdasar tradisi . cara beragamanya nenek moyang, leluhur atau orang – orang dari angkatan sebelumnya . biasanya orang yang kuat dalam beragama, sulit menerima hal keagamaan baru atau pembaharuan.dan dapat meningkatkan ilmu keagamaan.
b. Formal
cara  beragama berdasar formalitas yang  berlaku di lingkungan atau masyarakatnya cara ini mengikuti cara beragamanya orang berkedudukan tinggi atau punya pengaruh . cara ini orang mudah mengubah cara beragamanya jika berpindah lingkungan atau masyarakat yang berbeda dengan beragam.
c. Rasional
beragama berdasarkan penggunaan rasio sebisanya . mereka berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan ilmu pengetahuan dan ilmu pengalamannya.
d. Metode Pendahulu
cara beragama berdasarkan penggunaan akal dan hati (perasaan)di bawah wahyu . untuk memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan ilmu, pengalaman dan penyebaran (dakwah).
Beberapa hambatan yang biasanya muncul dan dirasakan dalam mengadakan dialog antar umat beragama , ditunjaunya dari beberapa aspek berikut :
a.       Aspek Tokoh Historis
1.      Fanatisme dan sovinisme pemeluk agama yang kurang setia terhadap tokoh historis yang diikutinya sehingga beranggapan bahwa tokoh yang satu lebih unggul dari tokoh lainnya.
2.      Proses pembodohan yang terjadi dalam kaderisasi dan “propaganda”dari pemuka agama kepada para kader dan pemeluk agama sehingga mereka tidak memperoleh informasi yang benar dan utuh tentang tokoh historis dan ajaran – ajarannya .
b.      Aspek Harta Milik
1.      Kekayaan tidak jarang digunakan untuk menindas orang kecil.
2.      Kekayaan tidak jarang digunakan untuk provokasi agama yang seringkali disertai kekerasan
3.      Kekayaan sering kali diperlakukan sebagai status simbol
c.       Aspek Pesan Universal
1.      Persepsi yang berbeda-beda dari masing-masing agama dan pemuka agama (bahkan dalam satu agama yang sama)tentang pesan agamanya.
2.      Ketertutupan dan ekslusivitas para pemeluk agama.
d.      Aspek Tujuan Hidup
1.      Solidarisme yang dikembangkan hanya bersifat ekslusif
2.      Ada semacam persaingan yang tidak sehat dalam mencapai tujuan hidup .
3.      Mampetnya dialog dan komunikasi
e.       Aspek pandangan terhadap kaum miskin
1.      Masih ada kesenjanga sosial, bahkan kian lebar.
2.      Masih suburnya materialisme , konsumerisme , hedonisme, bahkan darwinisme.
3.      Pendiskreditan elite terhadap kaum kaum miskin sebagai pemalas dan sampah masyarakat.
f.       Aspek Iman , Ibadat , dan Kitab Suci
1.      Beriman kepada Tuhan yang sama, tetapi perbedaan tradisi dan ajaran dibesar-besarkan .
2.      Ada persaingan dalam pembangunan tempat ibadah , beserta sarana pendukungnya,
3.      Ada rasa “alergi”untuk membaca dan mempelajari kitab suci , terutama kitab suci dari agama lain.
Dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat dialog antar umat beragama adalah ekslusivme.
Sikap tradisional orang Katolik didasarkan pada :
a.       Keprihatinan akan “nasib”mereka (berdasarpenafsiran ekslusif)atas ayat-ayat Alkitab mis Yoh 14:6
b.      Nafsu ekspansionis
c.       Ketaatan legalistik dan literalistik terhadap perintah Alkitab (Mat 28)
Sementara itu agama lain juga mengambil sikap dan mempunyai motivasi serupa , yang mengakibatkan sikap-sikap berikut :
a.       Saling mencurigai dan memagari diri(saling tidak memercayai)
b.      Saling mengintip strategi dan metode ekspansi”etika pemasaran” cenderung diabaikan
c.       Bertumbuhnya kelompok-kelompok ekspansionis yang radikal dan intoleran dalam agama-agama
d.      Konflik dan perang saudara yang sering diumumkan bukan karena agama, tetapi terkait dengan sentimen keagamaan .
*      Usaha mengatasi Hambatan-Hambatan dalam berdialog dengan umat beragama lain.
a.       Aspek Tokoh Historis
1.      Meningkatkan dialog interaktif antarpemeluk agama mengenai visi dan misi yang dibawa oleh tokoh historisnya.
2.      Para pemuka agama lebih “jujur”dalam memperkenalkan figur,visi,dan tokoh historisnya
3.      Dimaksudkan untuk membangun sikap inklusif di antara umat beragama
b.      Aspek Harta milik
1.      Kekayaan digunakan untuk melayani orang lain, terutama yang terpinggirkan
2.      Mengagendakan “dakwah”dengan topik peranan harta bagi manusia

c.       Aspek peran Universal
1.      Mengungkap nilai-nilai universal yang terdapat dalam ajaran masing-masing agama
2.      Membangun komunikasi bersama baik secara formal maupun nonformal sehingga tidak salah persepsi terhadap pesan keselamatan universal
d.      Aspek Tujuan Hidup
1.      Membuka dialog dan komunikasi yang manusiawi demi kehidupan bersama yang lebih baik
2.      Membangun solidaritas yang lebih luas (inklusif)
3.      Merintis kerjasama untuk mencapai tujuan hidup bersama
e.       Aspek pandangan terhadap martabat kaum miskin
1.      Penjajagan kemungkinan untuk membina kerjasama melalui program peduli kaum miskin dan pengentasan kemiskinan
2.      Membuka dialog terbuka dengan semua pihak yang berkendak
f.       Aspek Iman , Ibadat ,dan Kitab Suci
1.      Dialog antar umat beriman , untuk memahami tradisi dan dinamika hidup beriman pihak lain.
2.      Dialog dan kerjasama untuk studi kitab suci yang dilaksanakan dengan dasar kehendak baik
*      Berbagai bentuk kerjasama Antarumat Beragama
a.       Ekslusivitas
Sikap ini akan melahirkan pandangan bahwa ajaran yang paling benar hanyalah agama yang dipeluknya , sedangkan agama lain sesat dan wajib dikikis.
b.      Inklusivitas
Sikap ini berpandangan bahwa diluar agama yang dipeluknya juga terdapat kebenaran, meskipun tidak seutuh atau sesempurna agama yang dipeluknya
c.       Pluralitas dan Paralelisitas
Sikap teologis paralelisitas bisa terekspresi dalam macam-macam rumusan mis : agama lain adalah jalan yang sama-sama sah mencapai kebenaran yang sama
d.      Elektivitas
Yakni sikap beragaman yang berusaha memilih dan mempertemukan berbagai segi ajaran agama yang dipandang baik dan cocok untuk dirinya
e.       Universalitas
Sikap beranggapan bahwa pada dasarnya semua agama adalah satu dan sama.
*      Usaha umat beriman untuk mewujudkan terjadinya kerjasama antarumat
a.       Membentuk forum persaudaraan antarumat beriman (FPUB)
b.      Bersama-sama antar pemeluk agama meningkatkan inklusifitas keberagaman
c.       Mengingat bahwa tingkat kepercayaan berdimensi hubungan sosial
d.      Mengingast faktor sosial ekonomi mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap kerjasama
e.       Mengingat tingkat pendidikan mempunyai korelasi
f.       Kebudayaan dapat menjadi media pertemuan lintas agama
g.      Sistem dan iklim politik yang berhembus pada saat ini
C. Kerja Sama Antarumat Beragama dan Berkepercayaan
Kejujuran dan keterbukaan hati untuk berdialog dengan umat beragama dan berkepercayaan lain akan membuat kita membuka hati untuk memahami keyakinan umat beragama dan berkepercayaan lain.
1.      Berbagai Bentuk Kerja Sama Antarumat Beragama
Ada 5 sikap beragama yang dapat dijadikan titik tolak pemikiran, yaitu :
a.       Eksklusivitas              : Sikap yang menghadirkan pandangan bahwa ajaran agamanya yang paling benar, sedangkan agama lain sesat dan patut dikikis.
b.      Inklusivitas                 : Sikap yang berpandangan bahwa dalam agama lain juga terdapat kebenaran, meskipun tidak seutuh agama yang dianutnya.
c.       Pluralitas/Paralelisitas : Sikap berpandangan bahwa setiap agama mengekspresikan bagian penting sebuah kebeneran sesuai caranya masing-masing.
d.      Eklektivitas                : Sikap keberagamaan yang berusaha memilih dan mempertemukan berbagai segi ajaran agama yang dipandangnya baik dan cocok untuk dirinya.
e.       Universalitas              : Sikap beranggapan bahwa pada dasarnya semua agama adalah satu dan sama, karena faktor historis-antropologis agama lalu tampil dalam format plural.
Eksklusivitas jelas menjadi sikap yang menghalangi bentuk kerjasama lintas agama. Maka terlebih dahulu harus dikikis baru dapat menentukan bentuk-bentuk kerja sama lintas agama s.b.b.:
a.       Membangun hubungan sosial yang tidak dibatasi doktrin-doktrin agama.
b.      Meningkatkan perekonomian masyarakat.
c.       Meningkatkan mutu pendidikan masyarakat.
2.      Usaha-Usaha Umat Beriman untuk Mewujudkan Terjadinya Kerja sama Antarumat Beragama
a.       Membentuk Forum Persaudaraan Antarumat Beriman (FPUB).
b.      Bersama-sama antarpemeluk agama meningkatkan inklusivitas keberagamaan.
c.       Mengingat bahwa tingkat kepercayaan berdimensi hubungan sosial merupakan pengaruh terbesar dalam hal kerja sama.
d.      Mengingat faktor sosial ekonomi mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap kerja sama.
e.       Mengingat tingkat pendidikan mempunyai korelasi terhadap kerja sama antarumat beragama.
f.       Mengingat bahwa kebudayaan dapat menjadi media pertemuan lintas agama.
g.      Mengingat bahwa sistem dan iklim politik yang berhembus pada saat ini cenderung sektarian.
3.      Rancangan dan Pelaksanaan Kegiatan Kerja sama dengan Umat Beragama Lain
Dialog dan kerja sama spontan memang dimungkinkan dapat terjadi, namun hasilnya pastilah tidak maksimal. Oleh karena itu, untuk dapat menghasilkan buah dari dialog dan kerja sama itu perlu dibuat perencanaan yang matang, dengan target-target yang jelas.


A.    Memperjuangkan Keadilan, Kejujuran, Kebenaran, danPerdamaian.
   Manusia harus memperjuangkan pencapaian keadilan, kejujuran, kebenaran, dan rasa damai. Perjuangan untuk membangun dunia yang lebih manusiawi kita tempatkan dalam kerangka karya Allah dan dalam kerjasama dengan semua orang yang berkehendak baik.
A. 2. Pengertian Keadilan, Kejujuran, Kebenaran, dan Perdamaian.
a.       Adil berarti tidak berat sebelah, berpihak  kepada yang benar, atau  berpegang pada kebenaran.  Keadilan  berarti memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya. Keadilan juga bisa diartikan sebagai kehendak yang tetap dan teguh untuk memberi kepada Allah dan sesama, apa yang menjadi hak mereka.
b.      Kebenaran berarti keadaan yang cocok atau sesuai dengan hal yang sesungguhnya.
c.       Jujur berarti tulus hati, tidak curang, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. Kejujuran merupakan keselarasan antara suara hati, kata yang diucapkan, serta sikap perbuatan kita.
d.      Damai berarti ketenangan hati karena orang memiliki hubungan bersih dengan Tuhan, sesama, dan dunia; damai sejahtera yang menampakkan Kerajaan Allah. Perdamaiana dalah tata kehidupan masyarakat yang di dasarkan pada kasih dan keadilan.

A. 2. Fakta-fakta Ketidakadilan, Ketidakjujuran, Ketidakbenaran, dan Situasi Tidak Damai dalam Masyarakat
a.       Masalah Ketidakadilan
Dari pengalaman sejarah, sejak zaman kerajaan dan kesultanan sebelum Indonesia merdeka, pada zaman penjajahan asing, orde lama dengan system demokrasi terpimpin, rezim orde baru yang condong ke otoritarian, bahkan sampai masa ini pascagerakan reformasi, nilai-nilai keadilan masih dirasakan oleh bangsa Indonesia sebagai “barang yang sangat mahal” yang sulit dijangkau oleh terutama rakyat jelata. Kondisi semaam ini menimbulkan jurang yang semakin menganga antara kaya dan miskin. Kasus-kasus ketidakadilan dapat terjadi, baik secara individual  maupun sosial.
b.      Masalah Ketidakjujuran
Ketidakjujuran mempunyai banyak bentuk, tidak hanya ketidakjujuran dalam tataran personal antarorang, tetapi juga ketidakjujuran yang bersifat public dan sistematis.
c.       Masalah Ketidakbenaran
Ketidakbenaran atau kebohongan pada zaman sekarang ini oleh sebagian orang dianggap sebagai hal yang wajar. Banyak orang berpikir bahwa dengan berbohong akan memperoleh keuntungan yang besar. Kebohongan dapat terjadi di berbagai bidang dan kalangan. Namun demikian, kebohongan tidak selamanya mendatangkan keuntungan, baik bagi dirinya sendiri maupum terutama bagi orang lain.
d.      Masalah Konflik dan Pertikaian
Sejak beberapa tahun terakhir ini kita mendengar, menyaksikan, atau membaca pemberitahuan di media massa banyaknya konflik dan pertikaian yang mempunyai latar belakang dan alasan beraneka ragam. Ada knflik bernuansa etnis, agama, yang terjadi dalam lingkup daerah, kampong, atau antarsekolah juga konflik dan pertikaian dalam konspirasi tingkat tinggi (latar belakang politik).

A. 3 Berbagai penyebab terjadinya ketidakadilan,ketidakjujuran, ketidakbenaran dan situasi tidak damai dalam masyarakat
   Untuk dapat menyelesaikan masalah ketidak adilan ketidakjujuran dan ketidakbenaran serta mengatasi konflik yang mengancam perdamaian haruslah terlebih dahulu menemulan penyebab utama dari masalah itu,sebelum kita membahas masalah itu ada baiknya kita memahami kerangka dan memahami model atau sikap dalam memahami kehidupan bermasyarakat berikut disajikan masalah analisis sosial yakni model konsensus dan model konflik/ radikal
a. Model Konsensus
   Model ini menjadi kerangka berpikir yang melatarbelakangi model konservatif dan liberal. Menurut model konsensus, struktur sosial yang ada merupakan hasil konsensus bersama anggota masyarakat, perjanjian dan pengakuan bersama akan nilai-nilai. Setiap masyarakat pada hakekatnya teratur dan stabil. Segala perubahan terhadap konsensus akan dianggap membahayakan stabilitas sosial.  Struktur sosial yang telah ada tetap dipertahankan demi stabilitas masyarakat, bahkan harus selalu dijunjung tinggi. 
 b. Model konflik/radikal
    Model radikal berpendapat bahwa struktur sosial yang ada sebagai hasil pemaksaan sekelompok kecil anggota masyarakat. Struktur sosial bukanlah hasil konsensus seluruh warga. Struktur sosial yang dibuat oleh minoritas anggota masyarakat terutama dimaksudkan untuk melindungi kepentingan kelompok elite serta membuat ketergantungan hidup kaum
   Jika keadilan sosial dimengerti sebagai keadaan masyarakat di mana pola hubungan manusia satu sama lain, struktur-struktur proses politik, sosial, budaya dan idiologi memungkinkan manusia untuk hidup bebas dari penderitaan, kemiskinan struktural dan pemerkosaan hak-hak asasi manusia. Kebalikan dari keadilan adalah kemiskinan. Seperti halnya keadilan, kemiskinan pun dapat menjadi individual dan struktural. Kemiskinan individual adalah  kemiskinan yang disebabkan oleh masing-masing individu misalnya karena sakit, malas dll. Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan karena struktur yang menimpa seseorang sebagai anggota golongan masyarakat tertentu.  Ketidakadilan sangat identik dengan kemiskinan. Kemiskinan  tidak terbatas pada kemiskinan materi atau harta melainkan berkaitan dengan beberapa bentuk kemiskinan lainnya;
  Kemiskinan politik, jika masyarakat tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan politi  Kemiskianan sosial, jika kebebasan masyarakat untuk membangun persaudaraan dan solidaritas dibelenggu
  Kemiskinan spiritual, jika masyarakat dihalang-halangi untuk menghayati dan mengekspresikan imannya.
    Ketidakadilan dan kemiskinan pada gilirannya akan melahirkan ketidakjujuran karena kepalsuan dihalalkan oleh sistim perundang-undangan. Ketidakadilan juga akan melahirkan ketidakbenaran karena masyarakat diberi peluang atau dipaksa untuk melakukan kebohongan.         Selain itu akan melahirkan pertikaian dan konflik karena ketidakpuasan, kekecewaan, curiga di tengah-tengah masyarakat. Jika permasalahan keadilan, kejujuran, kebenaran dan perdamaian merupakan permasalahan yang mempunyai hubungan yang erat maka penyebab utamanya dari masalah tersebut adalah struktur sosial yang tidak adil. Kata “struktur” menunjukkkan hubungan antarbagian dari keseluruhan. Struktur sosial adalah interaksi manusia yang sudah terpola dalam institusi-institusi ekonomi, politik, agama, budaya dan keluarga.

A. 4 Berbagai Hambatan dalam Usaha Menegakkan Keadilan, Kejujuran, Kebenaran, dan Perdamain dalam Masyarakat.
            Untuk menegakkan keadilan, kejujuran, kebenaran, dan perdamaian, memanglah tidak mudah, jika menggunkan Model Radikal jalan keluarnya adalah mengubah “aturan permainan” menjadi lebih adil. Sementara yang berhak mengubah aturan permainan ialah orang yang terpilih dan mendapat legitimasi undang-undang. Dengan demikian, hambatan utamanya adalah sistem social yang menindas.
            Jika dengan model Konservatif, yang berakar pada kapitalisme dan liberalisme abad XIX. Sistem ini menjujung tinggi struktur sosial yang sudah ada, mereka berprinsip kekuasaan merupakan hal yang sangat hakiki. Perbedaan tingkat sosial disebabkan perbedaan bakat dan pembawaannya (=talenta), dan akan menghasilkan jasa yang berbeda; tingkatan jasa yang berbeda mendatangkan penghasilan (=product and income) yang berbeda pula. Dalam kaum ini tidak memandang kemiskinan sebagai masalah serius, karena dapat terselesaikan sendiri asal, masyarakat “sadar” . Kaum ini tidak menerima bantuan dari Pemerintah, karena hal ini akan menjadikan masyarakat menjadi malas dan manja. Mereka mempertahankan status quo yang menguntungkan kelompoknya dan menolak perubahan. Makah sistem ini tidak bisa untuk menegakkan keadilan, kejujuran, kebenaran, dan perdamaian.
            Jika model Liberal, memandang struktur social mempunyai kesamaan, yaitu struktur social harus dipertahankan. Yang membedakan kedua sistem ialah dalam memandang masalah kemiskinan. Perbedaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
                   MODEL KONSERVATIF
                        MODEL LIBERAL
                                                     Pandangan terhadap Masalah Kemiskinan
-          Mempersalahkan kaum miskin.
-          Kaum miskin tidak berusaha menggunakan/manfaatkan kesempatan yang sudah ada.
-          Kurangnya kesempatan berusaha potensial menciptakan kemiskinan.
-          Kesempatan kalaupun masih belum seperti yang diharapkan sehingga orang miskin tetap mengalami kesulitan hidup.
                                                        Solusi untuk Mengatasi Kemiskinan
-          Membiarkan mereka agar sadar kesalahannya, dan memperbaiki cara hidupnya dengan memberikan nasihat moralistik.
-          Tidak setuju diberikan bantuan, karena dapat membuat mereka semakin tergantung dan manja.
-          Struktur social yang sudah ada harus dipertahankan dengan segala cara.
-          Memberikan bantuan: kesempatan berusaha, pelayanan khusus, pendidikan/pelatihan keterampilan.
-          Untuk membantu kemiskinan harus dilakukan, sebab jika kemiskinan dibiarkan saja, akan menjadid bom waktu.
-          Struktur social yang sudah ada, harus tetap dipertahankan.
           
   Dari penjelasan diatas, kita dapat melihat, selama ini Indonesia menggunakan Model Konsensus (konservatif dan liberal) dan hasilnya tidak maskimal, karena diagnosis terhadap masalah tidak tajam, penyebabnya karena tidak diungkapkan dan tidak dijadikan dasar untuk mencari jalan keluar. Dan adanya kecenderungan masyarakat Indonesia mempertahankan status quo.

A. 5.  Belajar dari Tokoh Pejuang Keadilan, Kejujuran, Kebenaran dan Perdamaian dalam Masyarakat
Untuk bisa belajar mengenai tokoh tokoh tersebut, terlebih dahulu kita harus melihat riwayat hidupnya, berikut adalah beberapa tokoh keadilan di negeri Indonesia
a. Tokoh pejuang keadilan
Yap Thiam Hien
Pria tionghoa ini adalah seorang advokat teladan yang berani dan tanpa pamrih membela orang orang yang tertindas. Ia lahir di Banda Aceh pada tanggal 25 Mei 1913 dan wafat pada 25 April 1989. Namanya hidup dan menjadi sumber obor api perjuangan hak asasi manusia. Semangat juangnya dalam keadilan dilambangkan dengan semboyan Fiat Justitia dan Ruat Caelum yang artinya tegakan keadilan walaupun langit runtuh.
Sebagai advokat ia tak pernah memilih milih klien untuk dibela. Ia aktif sebagai advokat sejak 1948. Semua kasus ditanganinya tanpa takut terhadap resiko berat yang akan dihadapinya. Ia dijuluki sebagai singa pengadilan. Karena ia selalu berjuang habis-habisan. Pada masa orde baru, banyak advokat yang menghindari membela rakyat kecil, tapi dengan semangat teguhnya yap berani membela wong cilik tersebut.
Contohnya, yap pernah menolong seorang pedagang yang tergusur oleh pemilik gedung. Saking geramnya, yap menyerang pengacara pemilik gedung saat pengadilan dengan bertanya. “bagaimana anda bisa membantu seorang yang kaya melawan yang kecil?”. Pada era Bung Karno, Yap pernah menulis artikel tentang imbauan supaya presiden bisa membebaskan sejumlah tahanan politik. Begitu juga saat G30S /PKI, Yap berani membela para tersangka.
Yap juga seorang tokoh yang anti korupsi. Ia pernah ditahan selama seminggu akibat kegigihannya memberantas korupsi dalam pemerintahan.
Yap Thiam Hien , anak sulung dari tiga bersaudara buah kasih Yap Sin Eng dan Hwan Tjing Nio. Dibesarkan dalam lingkungan yang feodalistik, hal inilah yang mebuat yap dari kecil memberontak dan membenci segala bentuk penindasan dan kesewenang-wenangan.
Nama yap muncul ke permukaan saat, ia menjadi salah satu anggota konstituante pada 1959. Saat itu ia menolak kebijakan fraksinya dan mendapat tekanan dari pemerintah. Dan ia juga satu-satunya anggota dpr yang menolak UUD 1945 Karena keberadaan pasal 6 yang diskriminatif.
Namun, taka da manusia yang bisa menolak kematian, hari itu pun tiba . dalam suatu tugasnya di brussel, Belgia. Yap menderita pendarahan usus. Setelah 2 hari dirawat yap menghembuskan nafas terakhirnya pada 25 April 1989. Jenazahnya diterbangkan ke Jakarta, dan dikebumikan di Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir Jakarta.
b. Tokoh Perdamaian                                          
   Banyak tokoh yang mendapatkan hadiah dan nobel karena perjuangannya akan kedamaian sejati, salah satunya telah mendapat penghargaan internasional. Berikut adalah kisah seorang ibu yang mengabdikan diri untuk perdamaian
Ibu Gedong Bagoes Oka
Ibu Gedong dilahirkan tanggal 3 Oktober 1921 dengan nama Ni Wayan Gedong di Karangasem sebagai putri pasangan I Komang Layang dan Ni Komang Pupuh, seorang anggota dewan pembina desa. Berbeda dengan keadaan
perempuan saat itu, Gedong kecil mendapatkan kebebasan dari orang tuanya untuk menjalankan segala keinginannya. Hingga Gedong kecil melanjutkan sekolah dasar atau HIS pada tahun 1927 di Klungkung. Untuk ukuran perempuan saat itu, jarak tersebut termasuk jauh dari daerah kelahirannya.
Kemudian ia melanjutkan pendidikannya ke PMS di Batavia tahun 1938 dan AMS di Jagjakarta 1936. Saat menempuh pendidikan di AMS itu, ia diberi kebebasan untuk menekuni agama lain, yaitu agama Kristen.
Pemahamannya tentang Kristen dan kelahirannya pada tradisi Hindu menyebabkannya sangat dekat dengan Mahatma Gandhi. Bapak bangsa India tersebut lahir dari tradisi Hindu yang kental dan memahami Kristen dengan baik. Pemahaman tentang dua agama besar tersebut membuatnya sebagai penganut spirit Hindu, yaitu Ahimsa (anti kekerasan) dan satya (kebenaran).
Bagi Ibu Gedong, perdamaian dan Gandhi tak pernah bisa dipisahkan. Dan, langkah yang ia jalani adalah dengan mengelola Ashram Gandhi, baik di Bali maupun di tempat lain, untuk mengasuh dan mendidik generasi muda agar menyadari panggilan mereka mencipta perdamaian. Tak banyak orang percaya, tetapi tak sedikit pula yang mendengar pesan-pesan Ibu Gedong
Ketika bertanya-tanya tentang perkembangan konflik Maluku,  Aceh, Kalimantan, dan Poso, Ibu Gedong mengernyitkan dahinya. Ia tampak enggan memberi komentar. Atau kemudian ia minta semua yang hadir untuk diam, bermeditasi atau berdoa menurut iman masing-masing. "Kita sekarang ini benar-benar menghadapi masa yang sulit," katanya
Ia adalah tokoh yang mampu menghormati dan menerima perbedaan dalam pandangan agama. Pada saat melakukan doa malam bersama, ia membaca mantra, menyelipkan senandung nyanyian Kristen, melagukan shalawat, dan mengucapkan berbagai kearifan hidup dari berbagai macam agama, Buddha, Konghucu, dan lain-lain. Ia tetap seorang Hindu yang amat taat dan teguh

c. Tokoh Kejujuran dan Kebenaran
   Mencari tokoh yang benar-benar jujur di Indonesia tidaklah mudah, bukan karena kekurangan orang jujur melainkan karena pemahaman akan hal tersebut sangatlah berbeda. Berikut adalh kisah inspiratif dari tokoh kejujuran yaitu Ki Blaka.. kisah ini dikutip dari sebuah novel oleh Arswendo Atmowiloto yang berjudul Blakanis
      Blakanis
   Blakanis adalah sebuah wilayah di luar Jakarta dengan nama kampong Blaka. Terilhami oleh Ki Blaka, penduduk pertama yang menempati sebuah lahan kosong. Blaka dalam basa jawa berarti jujur. Sesuai namnya ki Blaka adalah seorang yang benar-benar jujur, tindakannya maupun perkataanna. Karena terpukau akan keblakaanya, kampong Blaka perlahan ramai dikunjungi orang yang ingin menerapkan kejujuran dalam hidupnya . contohnya biarawati, koruptor, pelacur dll. Selanjutnya mereka akan disebut Blakanis atau pengikut Ki Blaka.
   Puncak sikap positif Ki Blaka adalah saat dia ditangkap aparat menggunakan helicopter, ia tidak melawan dan anya menyerahkan diri saja, selanjutnya ia tewas bersama helicopter yang meledak tersebut.  “Musuh utama kejujuran bukanlah kebohongan melainkan kepura-puraan. Pura-pura jujur maupun pura-pura bohong”. Kalimat tersebut adlah gagasan Ki Blaka dalam kejujuran. Baginya kejujuran tidak dapat dipaksakan, jadi kejujuran adalah kesadaran yang hinggap pada diri sendiri.
   Di Negara seperti Indonesia ini.kejujuran massal adalah sebuah kerinduan. Meskipun dengan segala kengerian bahwa kejujuran akan dihancurkan oleh pendusta, tetapi KiBlaka mengajarkan bahwa kejujuran masih dapat di Raih

A. 6. Teladan Yesus dalam Menegakkan Keadilan, Kejujuran, Kebenaran, dan Perdamaian dalam Masyarakat
Dalam upaya menegakkan keadilan, Yesus melakukannya dengan cara-cara yang sangat sederhana,tetapi mengandung makna yang sangat mendalam. Para pendengarnya diajak untuk melihat diri sendiri sebelum mengaili orang lain. Keadilan tidak akan dapat tercipta jika masing-masing menuntut orang lain agar berbuat adil. Keadilan juga tidak bakal terjadi jika masing-masing orang hanya melakukan pengadilan terhadap orang lain. Yesus memberi teladan kepada para murid-Nya tentang bagaimana menegakkan keadilan yang efektif berdasarkan prinsip cinta kasih.
            Bagaimana sikap dan teladan Yesus dalam menegakkan kebenaran? Yesus sendiri adalah kebenaran itu,memang itulah fakta yang sebenarnya yang sesuai dengan kenyataan. Yesus adalah kebenaran bagi mereka yang percaya kepada-Nya (Yoh 14:6). Inilah kebenaran yang diberitakan Yesus, Dia berkata, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang dating kepada Bapa,kalau tidak melalui Aku.” (Yoh 14:6).
            Dengan demikian, sangatlah jelas bahwa oleh karena Yesus adalah kebenaran, keseluruhan tindakan Yesus dan firman-Nya adalah kebenaran sehingga tidak terlalu berlebihan apabila kita katakan, “Jika mau menjadi orang benar,jadilah seperti Yesus sendiri”.
Selanjutnya, bagaimana Yesus memberi teladan kepada kita dalam hal mewujudkan perdamaian? Secara sederhana, Yesus mengajarkan dan memberi teladan bagaimana perdamaian harus diwujudkan di tengah-tengah masyarakat kita. Dalam injil Matius 5:20-24 Yesus mengajarkan kepada kita bahwa berdamai dan perdamaian itu merupakan hal yang sangat penting, bahkan harus diutamakan. Yesus menegaskan bahwa beribadat memang penting, tetapi semuanya itu tidak akan ada gunanya jika masih ada dendam yang belum diselesaikan melalui perdamaian. Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar,tetapi jangan sampai merusak perdamaian dan relasi pribadi yang didasari kasih dengan orang lan.

A. 7. Gereja Katolik Mewujudkan Keadilan, Kejujuran, Kebenaran, dan Perdamaian dalam Hidup Sehari-hari
Masalah-masalah sosial menjadi konteks keterlibatan Gereja dalam mengaktualisasikan imannya. Dalam situasi dunia yang karut-marut, Gereja tetap mendasarkan diri pada iman bahwa “Allah adalah kasih dan barangsiapa tinggal di dalam kasih, dia ada di dalam Allah dan Allah di dalam Dia” (1 Yoh 4: 16)
Yesus menyatukan perintah kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama dengan mengatakan: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Mrk 12: 29-31). kasih kepada Allah hanya dapat terbukti secara konkret dengan mengasihi sesama. Sebaliknya, relasi dengan sesama harus merupakan tanda bukti kasihnya kepada Allah.
Pesan kasih kistiani tersebut menjadi aktual dan penting, terlebih di tengah dunia yang diwarnai dengan tindak balas dendam, kebencian, kekerasa, dan ketidakadilan. Krisis moralitas yang begitu parah banyak dikeluhkan dan diarahkan kepada para elit. Sayangnya, etapapun mereka disorot, mereka seakan telah kebal dalam ketidakpedulian. Politik uang makin marak meskipun sulit unuk dibuktikan, dan yang menjadi tumbal adalah rakyat kecil.
Dalam situasi seperti ini, Gereja sebagai “Komunitas kasih” dan pewarta kasih di tengah dunia diharapkan, bahkan dituntut berperan mewartakan kasih Allah di tengah dunia yang seakan-akan “tanpa Tuhan”. Situasi kemiskinan, ketidakadilan, peperangan, pembunuhan, kekerasan, dan pelanggaran adalah wajah masyarakat tanpa Tuhan. Gereja harus proaktif dalam usaha untuk menghadirkan wajah Allah yang penuh kasih di tengah dunia yang semangat kasihnya mulai meredup.
Gereja telah merespon dengan cepat permasalahn yang mengerogoti nilai-nilai keadilan, kejujuran, kebenaran, dan erdamaian, dengan memberikan imbauan moral kepada paa pengikut Kristus dan masyarakat dunia. Imbauan moral tersebut berupa Ajaran Sosial Gereja.
Ajaran Sosial Gereja adalah keterlibatan teoritis yang mengandaikan keterlibatan praktis atau menggerakkan aksi sosial, baik dari para anggota Gereja maupun dari semua orang yang  berkehendak baik. ASG tidak bermaksud merumuskan iman dan terang Injil. Berikut ini adalah daftar dikumen-dokumen ASG dari tahun 1891-1991:
1. RERUM NOVARUM (1891)
Oleh: Paus Leo XIII
Arti: Hal-hal Baru
Tema: Kondisi Kerja
8. COVENIENSTES ex Universo (1971)
Arti: Berhimpun dari Seluruh Dunia
Tema: Keadilan di Dunia
2. QUADRAGESIMO ANNO (1931)
Oleh: Paus Pius XI
Arti: ke-40 Tahun (Sesudah Rerum Novarum)
Tema: Pembangunan Kembali Tatanan Sosial
9. EVANGELII NUNTIADI (1975)
Oleh: Paus paulus VI
Arti: Mewartakan Injil
Tema: Pewartaan Injil dalam Dunia Modern
3. MATER et MAGISTRA (1961)
Oleh: Paus Yohanes XXIII
Arti: Ibu dan Guru
Tema: Orang Kristen & Kemajuan Sosial
10. REDEMPTOR HOMINIS (1979)
Oleh: Paus Yohanes paulus II
Arti: Penebus Umat Manusia
Tema: Pewartaan Injil Dalam Dunia Modern
4. PACEM in TERIS (1963)
Oleh: Paus Yohanes XXIII
Arti: Perdamaian di Dunia
Tema: Perdamaian di Dunia
11. LABOREM EXERCENS (1979)
Oleh: Paus Yohanes paulus II
Arti: Dengan Bekerja
Tema: Tentang Kerja Manusia
5. GAUDIUM et SPES (1965)
Arti: Kegembiraan dan harapan
Tema: Gereja di dalam Dunia Modern
12. SOLLICITUDO REI SOCIALIS (1987)
Oleh: Paus Yohanes Paulus II
Arti: Keprihatianan Sosial
Tema: Keprihatianan Sosial Gereja
6. POPULARUM PROGESSIO (1967)
Oleh: Paus paulus VI
Arti: Perkembangan bangsa-bangsa
Tema: Perkembangan Bangsa-bangsa di Dunia
13. CENTESIMUS ANNUS (1991)
Oleh: Paus Yohanes Paulus II
Arti: Ulang Tahun ke-100
Tema: Ke-100 Tahun (Sesudah Rerum Novarum)
7. OCTOGESIMA ADVENIENS (1971)
Oleh: Paus Paulus VI
Arti: Ke-80 Tahun (Sesudah Rerum Novarum)
Tema: Panggilan untuk Bertindak


B.     Melestarikan Lingkungan Hidup
   Melestarikan lingkungan hidup adalah tanggungjawab seluruh umat manusia tanpa terkecuali. Manusia diundang menjadi rekan kerja Allah untuk memelihara dan menjaga keutuhan alam semesta sehingga proses penciptaan masih dapat berlangsung.
       Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.      Unsur Hayati (Biotik)
Yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan  jasad renik.
2.      Unsur Sosial Budaya
Yaitu lingkungan social dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan system nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk social.
3.      Unsur Fisik (Abiotik)
Yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain.
B. 1. Kekayaan dan Keragaman Sumber Daya Alam dan Maknanya bagi Hidup Manusia
   Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber daya alam hayati yang tinggi dan tersebar di seluruh pelosok tanah air. Sumber daya alam itu disediakan bagi manusia untuk dimanfaatkan dengan bijaksana. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia mengatur pemanfaatanya, dengan menuangkan aturan itu didalam UUD 1945 khususnya pasal 33 ayat 3. Sumber daya alam hayati yang meliputi keanekaragaman flora dan fauna mempunyai fungsi dan manfaat sebagai unsur pembentuk lingkungan hidup yang kehadiranya tidak dapat di ganti.
B. 2. Fakta-fakta Kerusakan Lingkungan Hidup
a.       Peristiwa alam
Berbagai bentuk banana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Gempa bumi, tsunami, gunung meletus adalah peristiwa alam yang tidak dapat dicegah. Peristiwa-peristiwa itu secara alamiah akan selalu terjadi.Peristiwa alam tidak dapat dihindari. Namun dalam peristiwa yang terpaksa menelan korban jiwa, Allah tetap solider. Allah hadir dalam solidaritas manusia kepada manusia yang lain.
b.      Ulah manusia
Kehancuran tata ciptaan terjadi karena ulah manusia. Saat manusia tidak taat dan tergoda untuk menjadi seperti Allah, manusia merusak tata ciptaan dan relasi dengan Allah. Manusia yang dipanggil untuk menjadi rekan kerja Allah, menolak tawaran kasih tersebut. Secara jelas dikatakan Paus bahwa kerusakan dan kehancuran lingkungan karena manusia inggin menggantikan tempat Allah.

B. 3. Sebab dan Akibat Kerusakan Lingkungan
    Kerusakan alam dapat disebabkan oleh  peristiwa alam maupun kegiatan manusia . kerusakan yang paling parah adalah kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh perilaku,pola piker atau pendekatan manusia terhadap kekayaan alam yang keliru. Pola piker yang keliru tersebut adalah sebagai berikut :
a.       Pola pendekatan Teknokratis
Pola ini mengajrakan bahwa alam sudah disediakan Tuhan untuk kebutuhna manusia. Pola ini memungkinkan manusia untuk mempunyai sikap merampas segala sesuatu ang ada di alam secara serampangan. Mengambil segala sesuatu yang baik dan membuang yang tidak baik pada tempatnya. Tentu saja tindakan ini menyebabkan ketidakseimbangan alam.
b.      Pola pendekatan ekonomis
Sikap manusia modern adalah mengedepankan siakp ekonomis dan mngesampingkan dampak ekologis.
1)      System perokonomian sekrang cenderung berpola kapitalis yang memndanag laba sebagai hal ynag dapat membuat perusahaan bertahan. Agar laba meningkat, tentu biaya produksi akan ditekan sebanyak mungkin, termasuk pengolahan limbah dengan biaya yang paling murah.sistem ini tentu merusak system alam.
2)      Pola hidup masyrakat yang tidak mementingkan lingkungan: membuang sampah sembarangan, memilih produk dengan kemasan yang tidak ramah lingkungan, penggunaan plastic yang berlebihan dan penggunaan kerta yang tidak efisien.
Adapun dampak yang diakibatkan dari pola piker yang salah tersebut,
a.       Kekayaan biosfer yang rusak
Ciri khas biosfer adlah ekosistem-skosistem yang tak terhitung banyaknya yang saling mempengaruhi dan tegantung. Ciri lainnya adalah keseimbangan. Jika ada yang rusak maka aka nada yang memperbaarui. Jika ada yang mati maka akan muncul yang baru. Akan tetapi keseimbangan ini telah dihancurkan oleh manusia seperti penebangan pohon , pestisida kimia, pembuangan limbah secara liar. Ganngguan ekosistem di suatu tempat akan berpengaruh pada ekosistem di tempat lainnnya.
b.      Generasi yang akan dating akan menderita
Setiap kerusakan yang belum dipulihkan atau tidak terpulihkan akan menjadi tanggungan generasi selanjutnya. Jadi secara tidak sadar kita telah mewariskan bencana dan penyakit pada generasi yang mendatang.
   Kelompok yang pesismis  melihat bumi tidak akan bertahan selamanya sementara kita dipanggil untuk memelihara dan merawatnya. Perlahan namun pasti, tata ciptaannya ini menuju kehancuran yang disebabkan oleh manusia. Gejala-gejalnya adalah,
a.       Pemanasan global. Berubahnya iklim secara tidak menetu di seluruh dunia
b.      Peningkatan kecil rotasi bumi. Disebabkan oleh isi kandungan bumi yang terkuras
c.       Perubahan pola peruntukan tanah karena banyak orang lebih memilih hidup di kota daripada di desa sehingga kota menjadi penuh sesak sehinngga membutuhkan wilayah baru dengan mnegorbankan wilayah pertanian
d.      Produksi minyak akan mencapai puncaknya pada 2018, itu artinya para Negara akan memperebutkan lahan minyak dan juga sumber makanan.
e.       Gas mobil yang ¾ nya menghiasi udara yang kita hirup. Kendaraan yang terus bertambahan akan membuat jumlah co2 dalam udara bertambah sangat banyak .
f.       Hutan hujan yang hanya 6% di muka bumi yang dulunya dari 14%. Menurut perkiraan dengan sisa tersebut, hutan hujan akan habis dalam waktu 40 tahun. Sekitar 1 – 1,5hektar hutan hujan habis dalam sedetik. Itu sama dengan kehilangan 137 jenis tanaman hewan dan serangga atau sama dengan 50.000 jenis dalam setiap tahunnya.
g.      Gugusan karang laut akan hilang pada 2030 karena perubahan iklim dan lingkungan
h.      Kutub utara akan mengalami musim panas pertama tanpa es pad 2040
i.        Meningkatnya luas pada pasir di bumi
j.        Kadar karbon monoksida yang terus meningkat

B. 4. Tindakan Pelestarian Lingkungan Hidup
            Melestarikan lingkupan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin Negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan bumi. Sekecil apapun usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumu yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.
            Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan. Di dalamnya terkandung dua gagasan penting yaitu:
a.       Gagasan kebutuhan,khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup
b.      Gagasan keterbatasan,yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan baik masa sekarang maupun yang akan datang.
Adapun ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan adalah sebagai berikut:
a.       Menjamin pemerataan dan keailan
b.      Menghargai keanekaragaman hayati
c.       Menggunakan pendekatan integrative
d.      Menggunakan pandangan jangka panjang.
Pada era reformasi sekarang ini pembangunan nasional dilaksanakan tidak lagi berdasrkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No.25 Tahun 2000 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Adapun tujuan SSPN:
a.       Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien,efektif,berkeadilan,dan berkelanjutan.
b.      Mengoptimalkan partisipasi masyarakat
c.       Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,pelaksanaan dan pengawasan.
Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya memiliki tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan terbentuknya pelestarian lingkungan hidup salah satunya yaitu pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.
Syukur bahwa kesadaran untuk menyelamatkan bumi semakin dimiliki oleh semakin banyak orang. Banyak gerakan-gerakan penyelamatan lingkungan dibuat di berbagai tempat,baik di kalangan Gereja maupun di masyarakat umumnya.

B. 5. Hambatan-Hambatan Usaha Melestarikan Lingkungan Hidup
Secara teoritis, upaya pelestarian lingkungan hidup itu tidak terlalu sulit karena sudah dilengkapi dengan perangkat perundang-undangan yang akan mendukungnya. Namun demikian dalam kenyataannya, praktiknya tidaklah mudah. Banyak hambatan untuk mewujudkan kehendak baik itu antara lain sebagai berikut:
a.       Demi pemenuhan kebutuhan perekonomian, upaya pelestarian alam menjadi terhambat karena terjadi konflik kepentingan, yakni kepentingan ekologis versus ekonomis.
b.      Dari sistem manajemen lingkungan dan konservasi alam yang ditemukan ada ima hambatan utama, yaitu:
1)      Minimnya jumlah sumber daya manusia dan pembagian anggaran yang tidak merata;
2)      Kurangnya dukungan dari pemerintah dan masyarakat setempat;
3)      Paktik-praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme;
4)      Kegagalan dalam mengakomodasi kepentingan masyarakat setempat;
5)      Gaya kepemimpinan diktaktor dari atas ke bawah.
c.       Dari dinamika masyarakat sipil, ditemukan adanya ketidakpastian dalam pengaturan SDA yang sering menimbulkan konflik.
d.      Sistem politik dan ekonomi yang korup.
e.       Pembukaan hutan di dataran rendah untuk pemenuhan kebutuhan akan pangan.
f.       Pembukaan hutan di dataran tinggi untuk perkebunan monokultur untuk pemasukan devisa negara dari sektor non migas.
g.      Krisis ekonomi global.
h.      Kekurangstabilan politik dalam negeri menyebabkan ketidakpastian implementasi kebijakan dalam bidang kehutanan dan SDA alamnya.
i.        Tuntutan otonomi daerah.
Sebagai anggota masyarakat perlu mulai membangun ilim budaya cinta lingkungan. Niscaya perubahan sikap dan pola pendekatan alam yang bijaksana akan mempercepat pulihnya lingkungan yang kini dalam keadaan rusak. Secanggih-canggihnya sistem, sebanyak-banyaknya dana yang dianggarkan jika tidak dilandasi pemahaman yang benar mengenai tindakan itu sendiri rasanya tidak akan efektif.

B. 6. Pelestarian Lingkungan Hidup Berdasarkan Terang Kitab Suci
   Upaya pelestarian lingkungan hidup bukan hanya terjadi pada zaman ini, melainkan sudah sejak zaman awal peradaban manusia. Mungkin perbedaannya terletak pada pokok permasalahnnya, jika pada zaman lampau orang berpikir bagaimana berupaya agar lingkungan alam tidak rusak, sedangkan di zaman sekarang orang berpikir, bagaimana memperbaiki lingkungan alam yang rusak.   Yang dituliskan Dalam kitab Kejadian 1: 28-29
   Sejak awal mula, Allah telah menyerahkan bumi dan segala isinya kepada manusia untuk ditaklukkan dan dikuasai sebab Allah telah meletakkan sumber kehidupan itu di bumi dan segala isinya. Oleh karena itu, selagi manusia masih menggantungkan hidupnya kepada bumi dan lingkungannya, sudah sepantasnya manusia menjaganya agar ketersediaan sumber hidup itu tetap bertahan. Jika bumi dan alam lingkungannya rusak, tidak akan mampu lagi menyediakan sumber kehidupan manusia. Dengan demikian manusia akan mengalami kemusnahan karena tidak mampu bertahan hidup. Hanya manusia yang diciptakan sebagai gambar dan rupa Allah (imago dei) dan yang diberi kewenangan untuk menguasai dan menaklukkan bumi dengan segala isinya. Istilah “mengusahakan dan memelihara” atau “mengelola” dalam Kejadian 2:15, diterjemahkan dalam istilah Ibrani abudah yang sama maknanya dengan kata “ibadat” dan mengabdi
   Walaupun begitu  praktik yang terjadi ternyata manusia memiliki kecenderungan menghadapi alam tidak lagi dalam konteks “sesama ciptaan”, tetapi mengarah pada hubungan “tuan dengan miliknya.”  Manusia memperlakukan alam sebagai obyek  yang semata-mata berguna untuk dimiiki dan konsumsi. Alam diperhatikan hanya dalam konteks kegunaan (utilistik-materialistik).  Dalam iman Kristen, hubungan baru manusia dengan alam bukan saja hubungan dominio (menguasai), tetapi juga hubungan communio (persekutuan). Persekutuan dengan Allah harus tercermin dalam persekutuan dengan alam. Hubungan yang baik dengan alam sekaligus mengarahkan kita pada penyempurnaan ciptaan dalam “langit dan bumi yang baru”
   Materialisme adalah akar kerusakan lingkungan hidup. Oleh karena itu materialisme menjadi praktik penyembahan alam. Kristus mengingatkan bahaya mamonisme (cinta uang/harga) yang dapat disamakan dengan sikap rakus terhadap sumber-sumber alam (Mat 6:19-24 par; 1Tim. 6:6-10). Oleh karena mencintai materi, alam dieksploitasi guna mendapatkan keuntungan material. Maka supaya alam dapat dipelihara dan dijaga kelestariannya manusia harus berubah (bertobat)  dan mengendalikan dirinya. Manusia harus menyembah Allah dan bukan materi. Dalam arti itulah maka usaha pelestarian alam harus dilihat sebagai ibadat kepada Allah melawan penyembahan alam khususnya penyembahan alam modern alias materialism atau mamonisme.

B. 7. Rancangan dan Pelaksanaan Tindakan Pelestarian Lingkungan Hidup di Lingkup Masyarakat
            Tahap-tahap pelaksanaan tindakan pelestarian lingkungan hidup:
a. Persiapan
            Teradapat 3 kegiatan kunci yang harus dilakukan, yaitu:
            1) sosialisasi rencana kegiatan dengan kelompok masyarakat;
            2) pemilihan atau pengangkatan motivator (kelompok inti);
            3) penguatan kelompok kerja yang telah ada atau pembentukan kelompok kerja baru.
b. Perencanaan
            Terdapat 7 ciri perencanaan yang dinilai akan efektif:
            1) proses perencanaann berangkat dari situasi nyata;
            2) merupakan perencanaan partisipatif, termasuk keikutsertaan masyarakat setempat;
            3) berorientasi pada tindakan berdasarkan tingkat kesiapan;
            4) memiliki tujuan dan target yang jelas;
            5) memiliki kerangka kerja yang fleksibel bagi pengambilan keputusan;
            6) bersifat terpadu;
            7) meliputi proses-proses untuk pemantauan dan evaluasi.
c. Persiapan Sosial
            Untuk mendapatkan dukungan dan partisipasi masyarakat, maka harus dipersiapkan secara social agar dapat:
            1) mengutarakan aspirasi serta pengetahuan tradisional dan kearifannya dalam menangani isu local yang merupakan aturan yang harus dipatuhi;
            2) mengetahui keuntungan dan kerugian yang didapat dari setiap pilihan intervensi yang diusulkan yang dianggap dapat berfungsi sebagai jalan keluar untuk menanggulangi persoalan lingkungan yang dihadapi;
            3) berperan dalam perancanaan dan pengimplementasian rencana tersebut.
d. Penyadaran Masyarakat
            Terdapat 3 kunci penyadaran:
            1) tentang nilai ekologis, ekosistem, dan manfaat penanggulangan kerusakan lingkungan;
            2) tentang konservasi
            3) tentang keberlanjutan ekonomi jika upaya penanggulangan kerusakan lingkungan dapat dilaksanakan secara arif dan bijaksana.
e. Analisis Kebutuhan
            Teradapat 7 langkah pelaksanaannya:
            1) penyusunan rencana awal dengan melibatkan masyarakat local;
            2) identifikasi situasi yang dihadapi dilokasi kegiatan;
            3) analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman;
            4) Identifikasi masalah yang memerlukan tindak lanjut;
            5) identifikasi pemanfaatan kebutuhan yang diinginkan di masa depan;
            6) identifikasi kendala yang dapat menghalangi implementasi yang efektif dari rencana tersebut;
            7) identifikasi strategi yang diperlukan untuk mencapai tujuan kegiatan.
f. Pelatihan Ketrampilan Dasar
            Upaya penganggulangan kerusakan lingkungan:
            1) pelatihan mengenai perencanaan upaya penanggulangan kerusakan bagi otivator atau kelompok inti;
            2) ketrampilan tentang dasar manajemen organisasi;
            3) peranserta masyarakat dalam pemantauan dan pengawasan;
            4) pelatihan dasar tentang pengamatan sumberdaya;
            5) pelatihan pemantauan kondisi social ekonomi dan ekologi;
            6) orientasi mengenai pengawasan dan pelaksanaan ketentuan yang berkaitan dengan upaya penanggulangan kerusakan lingkungan dan pelestraian sumber daya.
g. Pengembangan Fasilitas Sosial
            2 kegiatan pokok dalam pengembangan sosial:
            1) melakukan perkiraan atau analisis tentang kebutuhan prasarana yang dibutuhkan dalam upaya penanggulangan kerusakan lingkungan, penyusunan rencana penanggulangan dan pelaksanaan penanggulangan berbasis masyarakat;
            2) meningkatkan kemampuan lembaga masyarakat yang bertanggungjawab atas pelaksanaan langkah penyelamatan dan penanggulangan kerusakan lingkungan dan pembangunan prasarana.
h. Pemdanaan
            Hal terpenting dalam proses implementasi upaya penanggulangan kerusakan lingkungan, maka peran pemerintah selaku penyedia pelayanan dan penanggung jawab kelestarian lingkungan dapat memberikan alternative pembiayaan sebagai dana awal perancanaan dan implementasi upaya penanggulangan.


Peranan Umat Beriman Sebagai Warga Negara

A.  Umat Beriman Membangun Bangsa dan Negara yang di kehendaki Tuhan
1.    Tugas dan Peranan Umat Beriman dalam Membangun Bangsa dan Negara
Menurut Dei Verbum arikel 5, umat beriman diartikan kumpulan pribadi-pribadi yang digerakkan oleh kuasa Tuhan untuk menanggapi dan menjawab wahyu Allah serta dengan bebas bersedia menyerahkan diri sepeuhnya pada kehendak dan penyelenggaraan Tuhan sendiri.
Yang pokok dalam tindakan iman adalah penyerahan diri secara total kepada Allah, yang harus dialami dalam kehidupan nyata.
Umat beriman mempunyai dua tugas yang perlu dilakukan untuk mengembangkan umannya. Pertamanya, menambah dan memperluas wawasan imannya serta mengungkapkannya dalam berbagai bentuk doa dan peribadatan. Kedua, bersedia dengan rela mewujudkan imannya melalui perbuatan kon-kret ditengah masyarakat yang kompleks.
Menurut Gereja, pembentukan bangsa & negara ingin mengarah pada satu tujuan, yaitu kesejahteraan umum atau bonum commune.
Prinsip keterlibatan umat beriman dalam masyarakat adalah panggilan sebagai “ garam “ dan “ terang “.
Sabda Yesus tentang garam dan terang mengandung pesan agar keberadaan kita meiliki fungsi dan peran dalam kehidupan dan menghadirkan kebaikan bagi sesame. Minimal sebagai orang beriman kita menghindar dari bentuk tindakan yang mengarah pada kecenderungan negative, atau bersifat dekstruktif dalam hidup berbangsa dan bernergara.

2.    Monsinyur Soegijapranata dan Teladan Spiritualitasnya
Kesadaran awal yang dbangun adalah kesadaran setiap orang katolik untuk menjdi rasul dan menjalankan karya kerasulan.
Dalam surat Gembala tertanggal 12 Februari 1952, Monsinyur Soegijpranata menulis dua hal yang menjadi asal kewajiban kerasulan orang katolik, yaitu keadaan hidup kita yang sejahtera sehingga mendorong kita mampu bergaul dengan orang lain.
Kehidupan Gereja pun harus dilengkapi dengan kegiatan social yang dijiwai oleh semangat iman di masyarakat sebagai ragi dan garam dunia.
Y.B. Mangunwijaya mengatakan bahwa tugas orang katolik adalah bagaimana membuat baik negara dan bangsa Indonesia.

3.    Usaha-usaha untuk Mmebangun Bangsa dan Negara seperti yang dikejendaki Tuhan
Gaudium et Spes artikel 1 menyatakan panggilan jemaat beriman dalam masyarakat : “ Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, trutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita, merupakan kegermbiraan dan harapan, duka dan kecemasan para murid Kristus juga.” Panggilan itu menyatakan bahwa setiap orang katolik yang sekaligus mengaku diri sebagai murid Kristus mempunyai tugas untuk berempati dengan situasi masyarakat sekitar dan membangun masyarakat sekitarnya menjadi lebih baik.
Dalam mewujudkan perannya untuk menyumbangkan sesuatu demi kesejahteraan bersama, Gereja mengajarkan agar “ Semua warga negara menyadari hak maupun kewajibanya untuk secara bebas menggunakan hak suara mereka guna meningkatkan kesejahteraan umum.”
Indonesia mempunyai banyak tokoh yang memperjuangkan nilai persatuan dan kesatuan, persaudaraan dalam kemajemukan. Salah satunya adalah K.H. Abdurrahman Wahid / Gusdur.
Tokoh lain seperti Ignatius Josef Kasimo dan Frans Seda.

4.    Umat Katolik Terlibat Mmebangun Negara
a.    Inspirasi Kitab Suci
-Dasar kitab suci pertama : peranan Yesus kepada murid-muridnya.
Merupakan dasar bagi perutusan orang katolik zaman sekarang. Murid-murid diutus untuk mewartakan kebaikan pada banyak orang. Namun ada berbagai rintangan yang harus dihadapi. Yesus mengajarkan untuk menghadapi dengan sikap yakin pada kekuatan Allah.
-Roh Kudus yang menggerakkan para murid untuk bergerak keluar dari persembunyian
Roh Kudus lah yang memberi kekuatan da perutusan. Memberi kekuatan para umat beriman.
-Peristiwa berkumpul-nya para murid untuk menimba kekuatan dalam persekutuab
Dalam persekutua, setiap orang menimba kekuatan, berbagi beban, berbagi cerita, dan saling membantu serta meringankan.

b.    Dasar Keterpanggilan Gereja dalam Kehidupan Politik
Pertama, Gereja dimaknai sebagai persekutuan umat beriman dalam Yesus Kristus. Kedua, politik dipahami sebagai usaha yag dibukaka secara pribadi maupun bersama oleh seluruh warga masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraab umum.
Ada beberapa prinsip dasar berkaitan dengan panggilan Gereja dalam kehidupan
Politik :
1.    Gereja dipanggil untuk ambil bagian
Gereja perlu terlibat dalam pembaruan tata politik berdasarkan hokum supaya hak pribadi dalam kehidupan umum lebih dilindungi. Misalnya hak untuk dengan bebas mengadakan pertemuan dan mendirikan organisasi.
2.    Gereja dalam politik diharapkan semakin memperjelas hakikat dan tujuan negara
Gereja harus tampil secara jelas dengan prinsip yang tegas disaat terlihat bahwa ada indikasi atau petunjuk penyelewengan fungsi dan peran negara bagi rakyatnya.
3.    Gereja dipanggil secara khas dalam kehidupan bernegara untuk memancarkan keteladanan mereka. Keteladanan yang terikat oleh kesadaran akan kewajibannya menghadirkan diri kepada kesejahteraan umum dari waktu ke waktu haru terus ditingkatkan.
4.    Memperjelas hubungan antara Negara dan Gereja
Partisipasi umat diharapkan semakin memperjelas kedudukan Gereja dalam negara.

c.    Prinsip dalam keterlibatan Politik
1.    Hormat kepada Martabat Manusia
Manusia mempunyai nilai dalam dirinya sendiri dan tidak pernah boleh diperalat oleh orang lain. Termasuk tujuan politik.
2.    Kebebasan
Hak setiap orang dan kelompok, bebas dari segala bentuk ketidakadilan dan bebas mengembangkan diri secara penuh.
3.    Keadilan
Keutamaan seseorang mampu mmberikan apa yang menjadi hak kepada setiap orang atau pihak lain dewasa ni, perjuangan untuk memperkecil kesenjangan ekonomi semakin mendesak untuk dikedepannkan. Penegakan keadialn ini perlu disertai dengan penegakan hokum.
4.    Solidaritas
Semangat gotong royong & kekeluargaan.
5.    Subsidiaritas
Prinsip ini dijalankan dengan cara menghargai kemampuan setiap manusia, baik pribadi maupun kelompok, untuk mengutamakan usahanya sendiri, sementara pihak yang lebih kuat siap membantu seperlunya jika kelompok tersebut membutuhkan bantuan.
6.    Fairness
Terciptanya aturan yang adil dan sikap taat pada aturan itu.
7.    Demokrasi
Kedaulatan berada di tangan rakyat. Cara-cara pengorganisasiab kehidupan bersama yang paling mencerminkan kehendak umum dengan tekanan pada peran serta, perwakilan, dan tanggung jawav.
8.    Tanggung jawab
Mempunyai komitmen penuh pengabdian dalam melaksanakan tugas.
Dengan prinsip-prinsip tersebut diharapkan perutusan umat beriman dalam masyarakat semakin terarah kepada keadaan yang dikehendaki oleh Tuhan.

B.  Tantangan dan Peluang Umat Katolik dalam Membangun Bangsa dan Negara yang Dikehendaki Tuhan
1.    Mempelajari Tantangan dan Membangun Potensi Peluang
a.    Efek Domino Arus Reformasi
Reformasi adalah gerakan antara pengalih demi kepentingan tertentu. Merebut kekuasaan atau sekedar menggoyangkan kekuasaan acap kali menjadi tujuan terselubung dari gerakan reformasi.
b.    Mengakarnya Budaya Korupsi
Korupsi disebabkan oleh kerakusan akan kekayaan dan arogansi kekuasaan. Pada titik selanjutnya, korupsi mengakibatkan suburnya politik kepentingan yang membatasi ruang publik. Banyak hal yang merupakan hak publik dikasai segelintir orang yang memiliki kekuasaan dan kesempatan untuk memperkaya diri dan kelompoknya.
c.    Mentalitas dan Semangat para Pejabat
Dipertanyakan ketika rasa saling menghormati menjadi kebiasaan hormat karena rasa segan dan takut. Pihak yang merasa lebih diatasnya berusaha mengatur dan menekan bawahannya sehingga bawahan tidak mampu untuk mengelak dan menolak.
d.   Sikap Apatis Masyarakat
Situasi tidak kondusif bagi kesejahteraan masyarakat kebanyakan membuat banyak pihak bosan dan capai. Rakyat menjadi jenuh dengan berbagai hal yang dijalankan pemerintah. Kita berusaha untuk terus-menerus tidak bersikap apatis dan pasif, tetapi untuk aktif dan proaktif mengusahakan kebaikan bagi banyak orang melalui apapun kapasitas kita.

2.    Allah Menyentuh Hati Manusia
a.    Gerakan Pembaruan Paradigma Hidup Bersama
Membangun bangsa dan negara melalui gerakan pembaruan paradigm hidup bersama, dilakukan dengan usaha menegakkan kebenaran, keadilan, dan kejujuran tanpa diskriminasi. Gerakan seperti ini didorong oleh keyakinan iman, bukan sekedar gerakan social yang bisa membuat orang akan mudah patah semangat ketika mengalami kekalahan atau kegagalan.


b.    Perlunya Gerakan Sosial kearah Pertobatan dan Hidup Baru
Setiap orang hendaknya bertobat, memulai hidup baru karena tanpa pertobatan yang sungguh-sungguh, tidak akan terjadi pembaruan yang radikal, murni, dan ikhlas.

3.    Usaha-Usaha Mengatasi Tantangan dan Memanfaatkan Peluang dalam Membangun Bangsa dan Negara
a.    Yesus Mewartakan Kabar Baik
Sebagai warga Nazaret, Yesus melihat, mendengar, dan mengalami sendiri begitu banyak ketidakadilan yag terjadi dalam bangsa-Nya. Ketika ia mulai merasa terpanggil untuk tampil didepan umum melaksanakan karya penyelamatan-Nya, Ia memaklumkan pewartaan seperti tersebut dalam injil Lukas bab 4 : 18-19.
b.    Pentingnya Kerendahan Hati dan Kesediaan Melayani
Kerendahaan hati dan kesediaan melayani bukan pertama-taman sebagai sebuah kebanggaan, juga buka tanda kesucian, melainkan sikap realistis yang mengakui keterbatasan segala usaha manusia, termauk pelayanan jemaat beriman katolik.
c.    Mengutamakan Kasih dan Damai
Kasih Kristiani berpijak pada dua hal utama, yaitu :
·         Kasih kepada Allah yang telah lebih dahulu mengasihi manusia.
Kasih yang berakar pada ketulusan dan totalitas hati dan akal budi.
·         Kasih kepada dirinya sendiri sebagai ukuran pertama untuk mengasihi sesama.
Mengasihi sesama harus sejalan dengan mengasihi diri sendiri karena keduanya
mempunyai kualitas yang sama, yaitu manusia yang bermartabat.
Yang disebut kedamaian sejati adalah kedamaian yang berasal dari Allah yang menghasilkan
kehidupan sejahtera dan sukacita.

4.    Partisipasi Siswa dalam Membangun Masyarakat yang dikehendaki Tuhan
Kita dapat peran serta itu sesuai dengan bakat dan kemampuan yang kita miliki. Mungkin
secara konkret kita belum mampu menunjukkan peran itu. Akan tetapi, setidaknya dengan usaha memberdayakan potensi diri, seraya membangun sikap : ingin tahu, kerja keras, disiplin, jujur, adil, tanggung jawab, dsb, anda sudah ikut menciptakan jondisi kehidupan sebagaimana dikehendaki Tuhan.


PANGGILAN HIDUP

A.              Pemaknaan Hidup

·      Banyak orang yang menganut falsafah bahwa hidup menusia terdiri dari 4 perkara, yaitu lahir, kerja, nikah, dan mati.
·      Falsafah tersebut kiranya menyadarkan bahwa setiap manusia secara kodrati akan mengalami perkara-perkara penting yang harus terjadi melalui tahapan-tahapan dalam sejarah hidupnya.
·      Melalui proses pertumbuhan dan perkembangannya, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial, manusia mencapai tahap kedewasaannya.
·      Kita menyadari bahwa hidup harus dipertanggung jawabkan.
·      Ada 3 jenis bentuk pertanggungjawaban atas hidup manusia, yaitu
1.    Mempertahankan hidup, contohnya menghormati, menjaga, merawat, memelihara, dan sebagainya
2.    Memaknai hidup, contohnya berperanan, aktivitas, karya, dan sebagainya
3.    Mengembangkan hidup, contohnya mencapai kemajuan, prestasi, dan sebagainya

·      Kematian merupakan saat yang tepat untuk memberikan pertanggungjawaban kepada Sang Pencipta.
·      Dalam Rom 14:10-12, Santo Paulus menegaskan : 10Tetapi engkau, mengapa engkau menghakimi saudaram? Atau mengapakah engkau meghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah. 11Karena ada tertulis: “Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk lutut dihadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah.” 12Demikianlah setiap orang di antara kalian akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.
·      Pada prinsipnya, hidup yang merupakan anugerah ini perlu disyukuri dan dipertanggung jawabkan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, mumpung masih ada kesempatan, baiklah kita jalani hidup ini dengan penuh syukur dan bertanggung jawab.
·      Apapun falsafah hidup kita, diantara kelahiran dan kematian, terdapat momen dimana harus kita isi dengan pertanggungjawaban yang akan kita berikan kepda Allah.








B.              Panggilan Hidup Berkeluarga
ü Salah satu pilihan atau komitmen terkait dengan status hidup adalah hidup berkeluarga. Hidup berkeluarga yang diawali dengan perkawinan merupakan panggilan hidup.

1.  Berbagai Pandangan tentang Perkawinan.
a.    Pandangan Tradisional
Perkawinan adalah ikatan antara laki-laki dan perempuan , antara keluarga laki-laki dan keluarga perempuan.
b.    Pandangan Sosial
Perkawinan adalah persekutuan hidup yang mempunyai bentuk, tujuan, hubungan  yang khusus . suami istri akan mencapai kesempurnaan dan kepenuhannya sebagai manusia. Menjadi bapak dan ibu.
c.    Pandangan Hukum
Perkawinan adalah perjanjian antara laki-laki fdan perempuan , dan perjanjian antara kerabat laki-laki dan kerabat perempuan. Perjanjian di depan masyarakat agama dan masyarakat Negara yang membuat perkawinan menjadi SAH.
d.   Pandangan Antropologis
Perkawinan adalah persekutuan cinta, sebuah jalinan persekutuan yang dimulai dengan cinta, berkembang atas dasar cinta, dan berbahagia karena cinta.
e.    Pandangan Umum ( kesimpulan dari makna perkawinan)
Perkawinan adalah persekutuan hidup  -  antara seorang pria dan wanita  -  yang terjadi karena pesetujuan pribadi  -  yang tak dapat ditarik kembali  -  dan harus diarahkan kepada saling mencintai sebagai suami-istri  -  dan kepada pembangunan keluarga  -  dan oleh karenanya menuntut kesetiaan yang sempurna  -  dan tidak mungkin diceraikan lagi oleh siapa pun, kecuali oleh Allah.

2.  Makna Keluarga pada Umumnya.
Dalam arti luas keluarga adalah persatuan antara keluarga inti, yaitu suami, istri, dan anak-anak yang dipercayakan Tuhan kepada keluarga yang secara emosi dan social mempunyai ikatan.
 Keluarga mempunyai makna sebagai berikut :
a.    Keluarga merupakan kesatuan social, berdasarkan hubungan biologis/darah, ekonomis,emosional, dan rohani, yang bertujuan mendidik anak-anak sebagai anggota masyarakat luas.mereka saling mencintai, memperhatikan dan saling mendukung.
b.    Keluarga adalah sel kehidupan masyarakat, atau masyarakat kecil. Karena  masyarakat pada dasarnya adalah gabungan antara beberapa kelurga inti maupun keluarga besar. Kondisi keduanya akan saling berpengaruh bagi keberadaan keluarga maupun masyarakat itu sendiri.
c.    Keluarga menjadi tempat yang utama dan pertama bagi pendidikan anak-anak.tugas suami-istri adalah mendampingi dan mengarahkan ana-anaknya agar menjadi pribadi-pribadi yang baik, mandiri, dan bertanggung jawab.

3.  Perkawinan dalam Tradisi Katolik
Ø Landasan Biblis Perkawinan Katolik
a.    Dari awal penciptaan dunia, Allah menciptakan manusia pertama laki-laki (Adam) dan perempuan (Hawa). Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam agar laki-laki itu mendapatkan teman ‘penolong’ yang sepadan dengannya, sehingga mereka akhirnya dapat bersatu menjadi satu ‘daging’ .
b.    Walaupun dalam perjanjian lama perkawinan monogami tidak selalu diterapkan karena kelemahan manusia, kita dapat melihat bahwa perkawinan monogami adalah yang dimaksudkan Allah bagi manusia sejak semula.
c.    Jdi, perkawinan antara pria dan wanita berkaitan dengan penciptaan manusia menurut citra Allah. Allah adalah kasih dank arena kasih yang sempurna tidak pernah ditujukan pada diri sendiri, tetapi pada pribadi yang lain , maka kita mengenal Allah yang tidak tersolasi sendiri, tetapi Allah Esa yang merupakan komunitas Tiga Pribadi :Allah Bapa, Putera < dan Roh kudus.
d.   Perkawinan juga direncanaka Allah sebagai gambaran akan hubungan kasih-Nya dengan umatnya.
e.    Pada Perjanjian Baru, Yesus sendiri menyempurnakan nilai perkawinan ini dengan mengangkatnya menjadi gambaran akan hubungan kasih-Nya kepada Gereja.
f.     Kesatuan antara Kristus dan Gereja-Nya ini menjadi inti dari setiap sakramen karena sakramen pada dasarnya membawa manusia ke dalam persatuan yang mendalam dengan Allah.
g.    Melihat keagungan makna perkawinan ini tidaklah berarti bahwa semua orangdipanggil untuk hidup menikah.
h.    Artinya, tujuan akhir hidup manusia adalah persatuan dengan Tuhan.

Ø Hakikat Spiritual
Dengan nilai spiritual menunjukkan bahwa berkeluarga merupakan peristiwa iman, di mana daya rohani sangat berpengaruh di dalamnya. Cinta adalah sebuah pengalaman personal yang memiliki nilai adikodrati dan misteri. Hal ini terbukti bahwa pengalaman jatuh cinta selalu terjadi di luar rencana dan kesadaran manusia.
a.    Cinta sebagai dasar hidup berkeluarga
Syarat utama dan esensial yang perlu dipenuhi untuk membangun persekutuan hidup adalah cinta. Dalam pengalaman tersebut terjadi komitmen yang dibangun pria dan wanita atas dasar kebebasan dan tanggung jawab. Konsekuensinya dapat dikatakan secara tegas bahwa orang tidak layak hidup bersama tanpa saling mencintai.oleh karena itu, pernikahan atas dasar paksaan, apapun dalihnya, merupakan tindakan yang tidak manusiawi. Keluarga yang dibangun bukan atas dasra saling mencintai , tentu tidak memiliki dasar yang kokoh.
b.    Menanggapi Panggilan Tuhan
Apabila pria dan wanita telah dipertemukan dalam cinta kasih, selanjutnya dengan kebulatan hati dan kebebasan nuraninya berniat membangun hidup bersama, niat suci ini perlu ditempatkan dalam perspektif menanggapi panggilan Tuhan. Perkawinan bukan sekedar mengejar kepenuhan tuntutan kodrat alam, melainkan lebih-lebih untuk memenuhi panggilan Allah sendiri yang bernilai adikodrati. Pernikahan adalah salah satu cara untuk memenuhi panggilan Allah yang bernilai Adikodrati itu. Kesecitraan pria dan wanita dengan Allah penciptanya memberikan nilai kesucian atas keluarga yang mereka bangun.
c.    Makna Sakramental Pernikahan
Berkat sakramen pernikahan suami-istri menerima kehadiran Allah dengan Rahmatnya yang melimpah guna mengkuduskan mereka berdua dan mendampingi serta membimbing mereka agar dekat dengan Tuhan.
d.   Keluarga sebagai Gereja mini
Identitas Kekristenan keluarga kristiani mengandung makna bahwa keluarga tersebut dipanggil untuk turut serta dalam hidup dan persekutuan Gereja itu disebut Gereja Mini.

Ø Hakikat Sosial Pernikahan
Pernikahan adalah peristiwa social yang melibatkan antara dua pribadi pria dan wanita untuk membentuk persekutuan hidup yang berdasarkan cinta kasih.
a.    Persekutuan Hidup dan Cinta
Pernikahan merupakan persekutuan hidup yang menyatukan seorang pria dan wanita dsalam kesatuan lahir dan batin, jiwa dan raga, dan spiritual.
b.    Monogam dan Tak Terceraikan
Salah satu cirri pernikaha dalam tradisi kristiani adalah monogam dan tak terceraikan. Kesatuan dalam cinta sepenuhnya hanya dapat terwujud dalam ikatan pria dan wanita dan berlangsung sepanjang hidup.
c.    Tujuan Pernikahan
Tujuan pernikahan diarah untuk membangun dan memurnikan cinta kasih suami-istri. Indicator perkembangan cinta yang paling nyata dialami suami-istri adalah mempunyai anak, namun anak kandung bukanlah wujud perkembangan cinta kasih suami-istri. Tujuan mendapat5kan keturunan dalam pernikahan tidaklah bersifat mutlak.
d.   Nilai social dan legal
Perana keluarga sangat besar bagi membangun masyarakat. Masyarakat harus mengabdi kepentingan keluarga dan bersama keluarga mengandi kepentingan martabat manusia. Oleh karena itu, perkawinan perlu diatur dengan undang-undang agar eksistensinya mendapat perlindungan secara hokum. Namun sayangnya nilai legalitas bisa dimanipulasi oleh pasangan pria dan wanita yang sekedar memperoleh keabsahan atas pernikahannya demi warisan , status anaknya, atau sekedar menutup aib, sebagai orang kristiani pernikahan sipil saja tidak cukup karena mengabaikan nilai spiritual.

4.  Proses Pernikahan Katolik
Syarat-syarat pernikahan Katolik.
Ø Syarat Perkawinan Katolik/Sakramen.
Syarat 1 : adanya kesepakatan perjanjian antara pria dan wanita yang sudah di baptis.
Syarat 2 : diajukan dan diterima oleh imam, atau diakon yang bertugas untuk memimpin upacara pernikahan di Gereja.
Syarat 3 : mengingat pentingnya kesepakatan yang bebas dan bertanggung jawab dalam perjanjian perkawinan tersebut yang berdasarkan pihak Gereja.
Ø Penyidikan Kanonik
Penyidikan ini dimaksud agar imam atau gembala mempunyai kepastian moral dan legal. Hal – hal yang diselidiki adalah soal status bebas  calon, tidak ada halangan dan larangan serta pemahaman calon tentang pernikahan kristiani.
Ø Halangan Pernikiahan
Halangan pernikaha adalah semua halangan nikah yang sudah ditentukan oleh Gereja. Adapun halangan tersebut sebagai berikut:
a.    Halangan nikah dari hokum ilahi
Halangan nikah dikatakan berasal dari hokum ilahi, itu bersumber dari hokum kodrat yang dibuat dan diatur oleh Allah. Menurut doktrin umum, halangan ini adalah :
ü Impotensi seksual yang bersifat tetap (kan 1084)
ü Ikatan perkawinan sebelumnya (kan 1085)
ü Hubungan darah dalam garis lurus baik diatas atau dibawah (kan 1091 S1)
b.    Halangan nikah dari hokum gerejawi
Halangan nikah dikatakan bersifat gerajawi karena diciptakan oleh otoritas Gereja. Menurut kitab hokum kanonik yang termasuk Halangan Gereja :
1.    Halangan umur (kan 1083)
2.    Halangan beda agama ( kan 1086)
3.    Halangan tahbisan suci (kan 1087)
4.    Halangan kaul kemurnian yang bersifat public dan kekal dalam tarekat religious ( kan 1088)
5.    Halangan penculikan (kan 1090)
6.    Halangan hubungan darah garis menyamping (kan 1091 S2)
7.    Halangan criminal ( kan 1090)
8.    Halangan hubungan semeda (kan 1092)
9.    Halangan kelayakan public (kan 1093)
10.              Halangan pertalian hokum adobsi (kan 1094)
Perbedaan kedua jenis halangan ini membawa konsekuensi hokum yang sangat besar. Halangan yang bersifat ilahi mengikat semua orang yang dibaptis maupun tidak di baptis, sedangkan halangan yang bersumber dari hokum gerejawi mengikat mereka yang dibaptis dalam Gereja Katolik.

5.  Dinamika Hidup Berkeluarga
a.    Hak dan Kewajiban Suami-Istri dan Orangtua
§  Keluarga memiliki hak dasar untuk dilindungi keberadaannya oleh masyarakat atau negara serta keluarga memiliki hak untuk mengembangkan diri dan memajukan kesejahteraannya tanpa harus dihalangi oleh negara.
§  Keluarga memiliki hak untuk hidup dan berkembang sebagai keluarga, artinya hak setiap keluarga untuk saling membantu meskipun dirinya miskin.
§  Keluarga memiliki hak untuk melaksanakan tanggung jawabnya untuk memenuhi kehidupan dan pendidikan anak – anak
§   Keluarga memiliki hak untuk mendidik anak – anak sesuai dengan tradisi keluarga dengan nilai religius dan budayanya.
§  Setiap keluarga yang miskin dan menderita memiliki hak untuk mendapat jaminan fisik, sosial, politik dan ekonomi.
§  Orangtua harus memperhatikan dan menghormati matabat dan hak – hak anaknya.

b.    Komunikasi dalam Keluarga
o  4 faktor penting dalam komunikasi adalah hati, jiwa, akal budi, dan tubuh atau tenaga yang tidak dapat dipisahkan.
o  Kata komunikasi berasal dari bahasa latin communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, memberikan sebaian kepada seseorang, tukar – menukar, memiliki bersama, mempunyai sesuatu yang sama dengen seseorang, ikut mempunyai bagian dalam sesuatu dengan seseorang.
o  Adapun berbagai bentuk komunikasi yang dapat dibangun terhadap keluarga,
 Diskusi
Segala bentuk omong – omong mulai dari basa – basi, saling memberi informasi, menceritakan apasaja yang dilihat dan dialami, membicarakan urusan sehari – hari, sampai dengan merencanakan sesuatu. Intinya, setiap anggota keluarga saling bertukar pikiran atau pendapat.
 Dialog
Dalam dialog yang diutarakan adalah isi hati, yaitu berbagai perasaan yang muncul dalam kehiduan bersama. Sehingga, atas dasar saling percaya dan saling menerima anggota keluarga dapat mengungkapkan isi hatinya sehingga kita dapat saling memahami perasaan pihak lain atau berempati.
 Bahasa Tubuh
Seperti sapaan, pandangan, senyuman, sentuhan, belaian tangan, rangkulan, ciuman, dsb. Bahasa tubuh sangat penting untuk mengakrabkan antar keluarga sehingga terjadinya relasi yang mesra serta memberikan rasa aman dan nyaman.
 Hubungan Seks
Bahasa komunikasi yang paling intim dan paling menyeluruh dalam hubungan suami istri. Hubungan seks adalah bersatunya jiwa dan raga. Bersatunya jiwa adalah ungkapan cinta yang terdalam, sedangkan bersatunya raga adalah berhubungan badan.
o  Adapun cara berkomunikasi yang tepat agar terjadi saling pemahaman dan penerimaan dalam keluarga
v Ada kesediaan mendengarkan
v Adanya keterbukaan
v Adanya sikap saling percaya
o  Rintangan – rintangan yang sering muncul dalam berkomunikasi
v Kepentingan diri sendiri
v Emosi yang berlebihan
v Permusuhan
v Pengalaman masa lampau
v Pembelaan diri
v Hubungan yang retak dan tidak serasi

c.    Perkawinan Campur
p Perkawinan campur dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.    Perkawinan campur beda gereja, adalah seorang yang dibaptis katolik menikah dengan seorang yang dibaptis non katolik, perkawinan ini membutuhkan ijin.
b.    Perkawinan campur beda agama, adalah seorang yang dibaptis katolik menikah dengan seorang yang tidak dibaptis, untuk sah nya dibutuhkan dispensasi.
p Gereja memberikan 2 hak asasi untuk perkawinan campur, yaitu hak untuk menikah dan hak untuk memilih pegangan hidup sesuai dengan hati nuraninya.
p Latar belakang terjadinya kawin campur:
v Jumlah umat yang terbatas pada suatu tempat membuat muda mudi katolik sulit bertemu dengan teman se-iman.
v Perkembangan usia terutama untuk wanita jika usia sudah beranjak tua, simpati dan lamaran dari siapa saja akan lebih diterima.
v Seseorang yang mempunyai karakter, status sosial, dan jaminan sosial ekonomi yang lebih baik akan lebih gampang diterima.
v Pergaulan sudah sampai pada situasi terlalu jauh seperti sudah terlanjur hamil, mau tidak mau harus lanju ke perkawinan walau iman berbeda.
v Persyaratan Dispensasi:
v Pihak katolik menyatakan bersedia menjauhkan bahaya, meninggalkan iman, serta memberikan janji dengan jujur bahwa ia akan berbuat segala sesuatu dengan sekuat tenaga agar semua anaknya dididik dalam gereja katolik.
v Pihak yang non katolik diberitahu pada waktunya mengenai janji – janji yang harus dibuat pihak katolik, sehingga ia sadar akan janji dan kewajiban pihak katolik.
v Kedua pihak hendaknya diberi penjelasan mengenai tujuan – tujuan serta sifat – sifat hakikat perkawinan.
v Janji ini dapat menjadi salah satu permasalahan. Oleh karena itu, sebaiknya mereka dapat membereskan permasalahannya sehingga dapat diantisipasi.

d.   Program Keluarga Berencana (KB)
1.    Metode alamiah
·      KB metode alamiah adalah suatu usaha mengendalikan atau menekan keturunan dengan memperhatikan dan mengacu pada siklus mesntruasi wanita, untuk mengetahui kondisi wanita itu subur atau tidak subur.
·      Cara aman dan alamiah untuk mengetahui wanita itu subur adalah dengan menggunakan Metode Ovulasi.
·      Metode Ovulasi adalah proses interaksi antara hormon-hormon  yang bersama-sama mengatur proses ovulasi(menstruasi) termasuk terbentuknya lendir pada leher rahim yang ditandai dengan gejala yang dapat diamati dan diidentifikasikan oleh wanita tersebut.
·      Lendir itu bukan penyakit keputihan melainkan jaringan bagi sperma sehingga sel-sel sperma yang sehat dapat memasuki rahim
2.    Metode buatan
v KB Buatan adalah suatu usaha mengendalikan atau menekan keturunan dengan cara kontrasepsi dan hormonal
v Kontrasepsi adalah pencegahan terjadinya pembuahan (biasa dilakukan dengan alat seperti kondom, spiral, obat kimiawi, dll)
v Hormonal adalah suatu cara mempengaruhi proses alamiah dengan pil KB, suntik, susuk(implant)
3.    Ajaran Gereja tentang KB
p Pertimbangan Gereja mendukung program KB :
Ø KB memungkinkan terjadinya kesejahteraan keluarga
Ø Melalui KB, kesehatan ibu dan anak semakin terjamin
Ø KB memungkinkan terjadinya relasi dan komunikasi yang lebih kaya dan mendalam karena tidak hanya disibukkan dengan mengurus dan memikirkan pendidikan anaknya
Ø Dengan adanya KB, taraf hidup menjadi lebih baik dan sejahtera karena pemenuhan kebutuhan terjangkau
Ø Dan karena adanya KB, pendidikan anak menjadi semakin terjamin, terpenuhi secara memadai karena dapat terjangkau.
p Metode Pantang Berkala dari Gereja
§  Karena abortus provocatus dilarang makan, semua bentuk metode abortif sangat tidak sesuia dengan moral kristiani
§  Metode yang mencampuri sanggama atau mengganggu fungsi tubuh manusia bertentangan dengan kodrat manusia sebagai ciptaan Allah.
§  Tidak ada kewaiban bagi sepasang suami istri untuk bersanggama
p Catatan dari Gereja tentang metode KB :
·      Tidak merendahkan martabat istri atau suami (tidak ada paksaan)
·      Tidak berlawan dengan hidup manusia (aborsi)
·      Dapat dipertanggungjawabkan secara medis
p Hubungan seks antara suami istri memilik beberapa fungsi :
1)   Prokreasi : Sebuah fungsi yang sempurna yaitu untuk memperoelh keturunan.
2)   Unisi           :    Sebgai ungkapan cinta yang ekslusif bagi pasangan suami-istri yang diarahkan demi keutuhan dan kedalaman cinta satu sama lain.
3)   Rekreasi      :          upaya untuk mencapai kebahagiaan bersama.

e.    Tantangan Perkawinan
 Materialistik           : Kehausan atau kerinduan untuk memupuk kekayaan
 Hedonism   : Menjadikan kenikmatan sebagai tujuan segalanya
 Konsumerisme : Keinginan untuk mengonsumsi dipicu oleh ketagihan teknolosi periklanan yang begitu persuasif
 Utiltarianisme         : Menilai sesuatu berdasarkan kegunaannya
 Individualisme       : Mementingkan kepentingan dan kesenangannya sendiri
 Realitivisme moral : Tidak ada nilai yang dianut dan diterima secara universal
 Kesibukkan mengejar karir
 Kesibukkan antara suami istri membawa dampak negatif dalam kehidupan berkeluarga

f.     Upaya Mengatasi Tantangan
·      Untuk membangun kebersamaan hidup perlu diperhatikan adanya kejujuran dan keterbukaan satu sama lain, menciptakan komunikasi yang mendalam, kesediaan mendengarkan satu sama yang lain serta jika ada persoalan dibicarakan bersama-sama sehingga ada resiko dan keberhasilan yang dapat ditanggung bersama.

g.    Kesetiaan dalam Cinta Kasih
·      Cinta dapat menjadi semangat bahkan jaminan untuk mendatangkan sukacita. Jika diekspresikan akan menimbulkan sikap sabar, murah hati, tidak cemburu, saling percaya, tidak sombong, adil dan selalu percaya serta penuh pengharapan.
·      Cinta dalam perkawinan bukan diibaratkan dengan untuk mecari pribadi yang cocok melainkan menjadi pribadi yang cocok.

6.    Pacaran yang Sehat dan Bertanggung Jawab dalam Perspektif Hidup Berkeluarga
a.    Memaknai Masa Pacaran
v Pacaran adalah usaha saling mengenal antara perempuan dengan laki-laki melalui relasi dan komunikasi yang efektif.
v Pacaran adalah bagian dari kehidupan kita yang dimungkinkan oleg Tuhan sendiri, maka dijalani dengan wajar
v Dengan timbulnya saling mengenal, diharapkan ada kesesuaian yang lebih uas hingga relasi yang dibangun dapat dipertahankan dan diarahkan ke dalam hubungan yang semakin lebih baik lagi.
v Dengan pacaran akan memberikan manfaat bagi kita diantaranya saling melengkapi, mendewasakanm meneguhkan, memberdayakan dan menyemangati untuk mencapai prestasi

b.    Saling Mengenal Pribadi
v Dalam berpacaran sebaiknya saling mendengarkan keluh kesah dan kekhawatiran yang dialami oleh pasangan.
v Melalui pacaran juga diharapkan ada kemandirian agar tidak saling bergantung terhadap pasangan satu sama lain.

c.    Perubahan pola pikir
I.          Proses peralihan dari subjective love ke objective love : dari kasih dan pemberian yang diberikan untuk memanipulasi orang yang menerima menuju sikap memberi sesuai apa yang terbaik.
II.          Proses envious love ke jealous love : dari kecemburuan negatif yang ingin merebut apa yang bukan menjadi milik kita menjadi kecemburuan positif yang menuntut apa yang memang menjadi miliknya.
III.          Proses peralihan dari romantic love menuju ke real love : dari kasih dalam mimpi menuju ke kasih yang berpegang pada kenyataan.
IV.          Proses peralihan dari activity center menuju dialog center : dari yang selalu melakukan aktivitas bersama menuju ke komunikasi yang dialogis
V.          Proses peralihan dari seksual oriented ke personal oriented : mengalihkan perhatian dan konsentrasinya dari hanya sekedar memikirkan hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas seksual menuju pengenalan pribadi yang mendalam.

d.   Belajar Saling Mencintai
Ø Cinta yang mulai tumbuh sebaiknya perlu terus menerus dipupuk, dibina dan dikembangkan secara bertanggungjawab. Sehingga memunculkan pacaran yang sehat.

c.  Panggilan Hidup Membiara
I.          Hakikat dan Makna hidup Membiara
ü Hidup membiara menuntut suatu penyerahan diri secara mutlak dan menyeluruh.
ü Cara hidup seperti ini merupakan salah satu kemungkinan bagi manusia untuk meperkembangkan diri dan pribadinya.
ü Hidup membiara merupakan hidup dengan menunjukkan dimensi kehadiran Allah dalam hidup manusia.

II.          Inti Hidup Membiara
ü Inti hidup membiara seturut ajaran Gereja Katolik adalah persatuan dan keakraban dengan Kristus.
ü Dasar hidup membiara adalah cinta Allah sendiri dimana demi cintanya kepada manusia, Allah mengutus Putra-Nya ke dunia untuk mewartakan dan melaksanakan karya keselamatan

III.          Pengertian dan Makna Kaul-Kaul
 Kaul Kemiskinan                :  gaya hidup miskin dan sederhana, tidak bergantung pada harta serta gaya apostolik
 Kaul Ketaatan                    : ketaatan yang diarahkan pada kehendak Allah. Ketaatan berarti melepaskan kebebasan dan kemerdekaan dalam hidup seluas-luasnya.
 Kaul Keperawanan : menyerahkan secara penuh kepada Kristus yang dinyatakan dalam tidak hidup berkeluarga dan berusaha mengarahkan diri kepada Kristus terutama melalui hidup doa.

d.  Panggilan Karya atau Profesi
Ø Hakikat Pekerjaan sebagai Panggilan
Pekerjaan adalah panggilan sebagai perwujudan peran serta manusia dalam karya Allah, mengembangkan dan menyempurnakan kehidupan, demi terciptanya kesejahteraan / keselamatan manusia.
Ø Arti Kerja
                        Arti kerja dapat dilihat dari berbagai sudut antara lain sebagai berikut
a.    Sudut Ekonomi
Kerja adalah pengerahan tenaga dan pikiran untuk menghasilkan sesuatu yang diperlukan guna memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan pribadi, keluarga, maupun lingkup hidup lainnya yang menjadi tanggungannya.
b.    Sudut Sosial
Kerja adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, menjalin kerja sama banyak orang dan mendapatkan tempat dalam strata masyarakat.
c.    Sudut Antropologis
Kerja adalah kegiatan khas manusia hana manusialah mahluk yang bisa bekerja, dan dengan bekerja manusia berusaha untuk semakin memanusiakan dirinya.

Ø Nilai atau Makna Pekerjaan
Nilai – nilai yang ingin dicapai melalui aktivitas pekerjaan manusia adalah sebagai berikut
A.  Mencari Nafkah
Yang sering disadari sebagai yang penting adalah bahwa bekerja bertujuan untuk mencari nafkah.
B.   Memajukan Teknik dan Kebudayaan
Nilai yang lebih mau dicapai adalah bersifat rohani, yakni dengan bekerja orang dapat memajukan bidang teknologi atau kebudayaan.
C.   Menyempurnakan Diri Sendiri
Dengan bekerja, manusia dapat menemukan harga dirinya dan mengembangkan kepribadiannya.
D.  Memuliakan Tuhan
Bekerja berarti memuliakan Tuhan dengan menghargai, memanfaatkan, dan menggunakan apa yang telah diciptakan oleh Tuhan.

Ø Landasan Alkitab
a.    Kejadian 1:26-28
b.    Roma 12:1-8
c.    Roma 8:28
d.           Yohanes 5:17
e.    2 Tesalonika 3:1-15

Ø Aneka Bidang Karya
              a. Kerja produktif     : pertanian, pertukangan, perkebunan, dan lain – lain
              b. Kerja Distributif    : usaha perdagangan, dan lain – lain
              c.  Kerja Jasa             : dokter,guru, polisi, dan lain – lain

Ø Membangun Cita – Cita dalam Perspektif Panggilan
     Cita – cita senantiasa menggambarkan orientasi masa depan, dan setiap orang berhak menentukan cita – cita setinggi mungkin. Oleh karena itu, diharapkan sifat bijaksana dalam menentukan cita – cita. Kenali potensi diri dan mengukur kemampuan diri sendiri. Bukan sekedar gengsi, apalagi mengikuti teman, karena setiap pribadi memiliki keunikannya masing – masing.


3 komentar:

  1. Trimakasih
    Sangat berguna utk ringkas pelajaran agama

    BalasHapus
  2. Maaf sebelumnya,materi ajaran gereja tentang keberagaman kok ngk ada?,trs ajaran kitab suci dan ajaran gereja jga ngak ada

    BalasHapus