Minggu

MENGENAL KATEKESE UMAT


 
1.      Katekese  Umat
a.      Rumusan Katekese Umat
1)      KATEKESE   UMAT  diartikan  sebagai  komunikasi  iman  atau  tukar  pengalaman   iman (penghayatan  iman)  antara  anggota  jemaat/kelompok, sehingga iman masing-masing diteguhkan. Dalam Katekese Umat tekanan terutama diletakkan penghayatan iman, meskipun pengetahuan tidak dilupakan. Katekese Umat mengandaikan ada perencanaan.

2)      Dalam  Katekese  Umat kita bersaksi tentang iman kita akan  Yesus  Kristus.

3)      Yang  berkatekese  ialah Umat, artinya semua orang beriman yang percaya dan meyakini Kristus sebagai pola hidup pribadi, maupun kehidupan kelompok.

4)      Dalam  Katekese   yang  menjemaat  ini   Pemimpin  Katekese  bertindak  terutama  sebagai pengarah  dan  pemudah  (fasilitator). Ia adalah pelayan yang  menciptakan  suasana  yang komunikatif. Ia membangkitkan gairah supaya para peserta berani berbicara secara  terbuka. 

5)      Katekese  Umat merupakan komunikasi iman dari peserta sebagai sesama dalam  iman yang sederajat,  yang  saling  bersaksi tentang iman mereka.

b.      Tujuan komunikasi iman itu ialah :
·         Supaya dalam terang Injil kita semakin meresapi arti pengalaman-pengalaman kita sehari-hari;
·         Membangun pertobatan (metanoia) kepada Allah dan semakin menyadari kehadiran-Nya  dalam kenyataan hidup sehari-hari;
·         dengan  demikian  kita semakin sempurna beriman, berharap, mengamalkan  cinta  kasih dan makin dikukuhkan hidup kristiani kita;
·         pula  kita  makin  bersatu dalam Kristus, makin  menjemaat,  makin  tegas  mewujudkan tugas Gereja setempat dan mengokohkan Gereja semesta;
·         sehingga  kita  sanggup  memberi kesaksian tentang Kristus dalam hidup  kita  di  tengah masyarakat.


2.      Hakekat dan Tujuan Katekese
Hakekat dan tujuan katekese merupakan gerakan mengkomunikasikan harta kekayaan iman Gereja supaya dapat membentuk dan membantu jemaat memperkembangkan imannya pada Yesus Kristus baik secara personal maupun komunal demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah kenyataan dunia. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

a.      To Inform: Menginformasikan (mengajarkan/mewartakan)
Umat merasa rindu, lapar dan haus akan sabda Allah. Dalam arti mereka membutuhkan harta kekayaan dari iman agar mampu memaknai pengalaman dan pergulatan hidupnya. Maka di sini tidak lagi dibutuhkan informasi melainkan ”ilham” untuk mendasari tindakan dan memaknai pergulatan hidup mereka. Penekanannya bukan lagi pada dogmatis, bukan pula bersifat kognitif melainkan komunikatif dan partisipatif hangat, akrab, damai dan dekat. Dengan demikian diharapkan uamt dapat menyikapi komunikasi harta rohani ini sebagai mitra untuk berefleksi dan berdialog.

b.      To Form: Membentuk
Proses cetechetical education berusaha membentuk inti hidup dan jati diri jemaat sehingga iman mereka betul-betul menjadi proses kehidupan (GDC, 29). Melalui komunikasi harta kekayaan iman dan penafsirannya, katekese berusaha menerpa ke kedalaman hidup jemaat yang mencakup sikap dasar, kesadaran, keyakinan, dan pandangan/nilai hidup.

c.       To Transform: Memperkembangkan
Bagian yang paling pokok dari gagasan ini adalah pertobatan yang terus menerus. Pertobatan jemaat yang bersifat utuh akan memberi sumbangan yang sangat berarti dalam membangun hidup menggereja dan menata hidup bersama di masyarakat. Iman memang merupakan tanggung jawab pribadi, personal namun juga sekaligus komunal artinya iman dihayati bersama-sama. Iman perlu diwujudkan dalam tindakan nyata dan tindakan itu dilakukan bagi orang lain tidak bagi dirinya sendiri. Seperti Allah memanggil dan mengasihi secara pribadi, karena ia menyapa setiap orang dengan namanya masing-masing (Yes 45:4). Namun dalam prakteknya kita tidak hidup sendirian, maka penghayatan pribadi itu menjadi penghayatan bersama-sama.
3.      Katekese Pengalaman Hidup sebagai Salah Satu Model Katekese
Model katekese ini merupakan model katekese yang bertitik tolak pada pengalaman hidup umat. Dalam proses pelaksanaan katekese, peserta mengungkapkan pengalamannya secara pribadi dimana Allah sendiri yang menyapa dalam peristiwa hidup sehari-hari. Misalnya dalam peristiwa sakit,  gembira, duka, ketika sedang membaca Kitab Suci atau berdoa. Melalui peristiwa-peristiwa tersebut disadari bahwa Allah hadir, berkarya dan menyelamatkan.
Mengapa dengan pengalaman hidup peserta? Karena pengalaman mengundang perhatian, pertanyaan, harapan-harapan dan kekuatan manusia, pengalaman mengajar berpikir dan menilai, dan semuanya itu memberi sumbanganke arah semacam harapan untuk merubah hidup manusia. Katekese harus mengusahakan supaya manusia memperhatikan pengalamannya, baik pribadi maupun sosial. Katekese mempunyai tugas menempatkan pertanyaan-pertanyaan dalam sinar Injil, sehingga manusia akan merubah hidupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar