1. Menentukan Tema
a.
Berikut ini beberapa petunjuk untuk
memilih tema dasar ;
1) Tema dasar hendaknya mendorong peserta
pada salah satu aspek pengalaman hidup mereka dan juga membangkitkan hasrat
mereka agar terlibat secara aktif. Peserta diajak menyadari bahwa tema itu
mengungkapkan bagian penting kehidupan mereka.
2) Pemilihan topik hendaknya konsisten dengan
model “Shared Christian Praksis” yang menekankan segi partisipasi dan dialog.
3) Topik itu hendaknya tidak berlawanan
dengan iman kristiani.
b.
Merumuskan tema berdasarkan perikop Kitab
Suci:
1)
Membaca
Dalam membaca teks
kita harus berusaha memahaminya, artinya membaca dengan cukup perhatian. Jika
membaca teks, jangan berusaha untuk langsung mengartikannya dan menerapkannya.
Keinginan untuk langsung mengartikan dan menerapkan, mengganggu dalam membaca,
sampai-sampai mengganggu dalam menyelesaikan pembacaan pada bagian-bagian
tertentu. Membaca dengan pengertian dengan membaca sambil mengartikan merupakan
dua hal yang berbeda. Jika ingin membaca dengan memperoleh pengertian yang
lebih baik maka sebainya teks dibaca beberapa kali, bahkan lebih baik apabila
teks yang sama dibaca dalam terjemahan lain.
Membaca dengan
perhatian merupakan hal penting yang seringkali tidak dihiraukan oleh para
pembaca Alkitab. Apabila hal ini tidak dihiraukan maka akibatnya akan cukup
fatal karena seseorang dapat mengartikan firman Tuhan secara serampangan.
2)
Mengamati dan Memahami
Langkah
selanjutnya adalah mengamati dan memahami teks Kitab Suci. Langkah ini ditempuh
setelah teks dibaca dengan sebaik-baiknya. Untuk membantu dalam mengamati teks,
selain membaca seseorang juga perlu membuat suatu salinan kreatif atas teks
itu. Menyalin teks secara kreatif berarti membagi-bagikan kalimat-kalimat dan anak-anak kalimat, agar
sebanyak mungkin gagasan, ungkapan khas, masalah, pelaku,dsb yang muncul dalam
teks itu. Menyalin teks Kitab Suci secara kreatif berarti menyusunnya dalam
berbagai bentuk dan pola, sehingga salinan itu sendiri sudah membantu kita dengan
lebih cepat menangkap kekhususan dan keunikan teks tersebut.
Setelah menyalin
teks, berilah tanda paada kata atau ungkapan yang yang menarik atau yang khas
dengan memberi garis bawah atau memberi warna pada kata atau ungkapan itu. Kata
atau ungkapan yang diberi tanda kemudian dicari arti atau maksud sesungguhnya
dengan membuka buku tafsir atau kamus Kitab Suci, sehingga kita dapat menemukan
maksud atau arti sesungguhnya dari teks itu.
3)
Menerapkan teks
Menerapkan teks
dengan baik, berarti menjadikan teks kuno itu sungguh-sungguh berbicara dalam
hidup konkret dan sehari-hari. Juga dapat dikatakan bahwa menerapkan teks Kitab
Suci dengan baik berarti mengkonfrontasikan kehidupan sehari-hari dengan
kebenaran yang menyelamatkan yang ditemukan dalam Kitab Suci.
Teks yang telah
diamati dan ditemukan artinya kemudian direnungkan, teks itu berbicara apa bagi
kehidupan atau situasi pribadi si pembaca ataupun situasi sosial yang terjadi
di masyarakat. Dari permenungan itulah maka dapat dirumuskan suatu tema
renungan pribadi atau tema untuk katekese.
Contoh tema
dari perikop Kitab Suci:
·
Kej 2 : 15
Tema: Memupuk sikap peduli terhadap
lingkungan hidup
Tujuan: Bersama-sama
pendamping, peserta diajak untuk menyadari pentingnya memupuk sikap peduli
terhadap
lingkungan hidup sehingga semakin terlibat dalam
memelihara alam ciptaan Tuhan agar tetap utuh dan lestari.
·
Yoh 6: 60-69 :
Tema: Setia
Menjadi Murid Yesus dengan Melakukan Kebenaran di Tengah Tantangan Jaman
Tujuan: Bersama-sama
pendamping peserta semakin menghayati imannya akan Yesus Kristus, sehingga
semakin setia menjadi murid-Nya yang selalu melakukan kebenaran dalam kehidupan
sehari-hari
contoh salinan kreatif Mrk 4:3-9:
|
2. Menentukan Sarana
Sarana digunakan hanya sebatas membantu peserta untuk mengungkapkan
pengalaman mereka. Sarana dapat berupa suatu simbol, keyakinan, ceritera, bahasa
foto, poster, atau sarana lain. Dengan sarana itu diharapkan peserta menemukan
salah satu aspek yang dapat dikembangkan menjadi topik dasar berkatekese.
Supaya peserta mampu mengungkapkan pengalaman mereka, maka sarana juga harus
didukung dengan pertanyaan yang sesuai agar pengalaman peserta sesuai dengan
tema.
a. Contoh sarana dengan Simbol:
Pendamping dapat menunjukan
sebuah pot yang ditanami dengan sebuah bunga. Kemudian peserta diminta
mengamati bungan tersebut. Setelah peserta mengamati bunga yang indah itu,
kemudian pendamping merusak bunga itu dan meminta peserta mengamatinya.
Simbol ini dapat
digunakan untuk tema ”Memupuk sikap peduli terhadap lingkungan hidup” dengan
bacaan Kej 2 : 15. Pendamping dapat menggunakan simbol-simbol lain yang
lebih dekat dengan kehidupan dan lebih mengena bagi peserta katekese, contohnya
cangkul, cobek, pisau, dan sebagainya.
b. Contoh sarana cerita untuk tema :
Seorang ibu memiliki dua orang anak. Anak pertama
sekarang kelas 3 SMA, sedangkan anak ke dua masih kelas 6 SD. Setiap hari kakak
beradik ini diantar sopir untuk pergi ke sekolah karena kebetulan sekolah
mereka ada dalam satu komplek sekolah. Selain berangkat ke sekolah
bersama-sama, mereka juga mendapat uang saku dengan jumlah yang sama, yaitu
Rp.5000,-.
Cerita
ini dapat dipakai untuk tema ”Keadilan
atau murah hati?” dengan bacaan Injil Mat 20: 1-6. Dari cerita ini peserta
diajak untuk mengungkapkan pengalaman mereka dalam bersikap adil dan murah hati
sehingga peserta diharapkan nantinya dapat menentukan kapan seharusnya bersikap
adil dan kapan harusnya berikap murah hati. Untuk memakai sarana cerita,
pendamping tidak harus membuat cerita sendiri yang sesuai dengan tema, tetapi
pendamping dapat memilih cerita dari buku kumpulan cerita-cerita bermakna.
- Contoh Sarana Gambar
Pendamping dapat
mempersiapkan sebuah cerita bergambar sebagai sarana dalam SCP. Cerita
bergambar dapat diambil dari buku kumpulan ceritra bergambar yang diterbitkan
oleh PUSKAT dalam kerangka katekese, atau dapat pula diambil gambar karikatur
yang sering dimuat di media cetak seperti koran atau majalah. Gambar karikatur
dalam koran KOMPAS yang berjudul ”Om Pasikom” dapat dipakai untuk tema-tema
yang berkaitan dengan masalah sosial, seperti kemiskinan, pertarungan politik,
kesulitan dalam perekonomian, ketidakadilan, dan lain sebagainya.
Cerita bergambar
dengan judul ”Jatuh Tertimpa Tangga”
(terlampir) yang diambil dari kumpulan cerita bergambar dapat digunakan untuk tema ”Mewujudkan Sikap Rendah Hati” dengan bacaan Kitab Suci Luk 9:18-22.
(terlampir) yang diambil dari kumpulan cerita bergambar dapat digunakan untuk tema ”Mewujudkan Sikap Rendah Hati” dengan bacaan Kitab Suci Luk 9:18-22.
- Contoh Audio-Visual
Salah satu
potongan film yang dapat digunakan sebagai sarana adalah film yang berjudul ”Cheng-Cheng Po”. Film ini menceritakan
sebuah persahabatan anak-anak yang satu sama lain berbeda agama, etnis dan
kebuadayaan namun mereka dapat saling menghormati dan menghargai satu sama
lain. Potongan film ini dapat digunakan untuk SCP dengan tema ”Membangun
persaudaraan antar etnis atau suku”.
Dalam penggunaan
media Audio-Visual hal yang perlu diperhatikan adalah:
·
Durasi
potongan film adalah 10-15 menit, untuk menghindari rasa bosan peserta, dan
yang paling penting adalah sarana bukanlah hal yang utama dalam SCP, sarana
hanyalah alat bantu dalam mengungkapkan pengalaman peserta.
·
Film
yang dipakai adalah sopan, tidak memprofokasi, dan sesuai dengan kebutuhan umur
peserta.
·
Alat-alat
pendukung (VCD Player, Laptop, LCD, TV, dsb) sebaiknya dipersiapkan dengan
baik, agar tidak terjadi kesalahan teknis yang kiranya dapat mengganggu
jalannya proses katekese.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar