Jumat

Leadership: 5 KARATERISTIK PEMIMPIN MENURUT SANTO FRANSISKUS ASISI

 

Ada banyak model kepemimpinan di dunia dan ada banyak spirtualitas yang bisa di pakai untuk belajar kepemimpinan. Salah satu yang menarik adalah belajar kepemimpinan dari santo fransiskus asisi. Memang fransiskus tidak menyampaikan secara langsung bagaimana menjadi pemimpin yang baik, atau memberi tulisan – tulisan khusus tentang kepemimpinan. Tetapi kita bisa belajar dari cara hidup santo fransiskus, pilihan-pilihannya, dan nasihat nasihatnya. Dengan demikian kita mampu menjadi seorang pemimpin yang baik. Berikut adalah 5 hal dari berbagai sumber yang bisa kita teladani untuk menjadi pemimpin ala Fransiskus asisi:

  1.   CONVERSIO

Conversio adalah sebuah tindakan pertobatan injili, atau pertobatan yang dilakukakan secara terus menerus tiada henti. Pertobatan tidak hanya di artikan berbalik arah, tetapi keterarahan hati dan jiwa kepada Allah. Serta sebuah upaya untuk terus menerus memperbaiki diri. Pemimpin ala fransiskus asisi harusnya memiliki sikap conversio yang artinya mampu melakukan pertobatan terus menerus. Pertobatan yang pertama adalah berdamai dengan seluruh pengalaman pahit masa lalu, melepaskan semua dendam dan sakit hati yang terjadi karena luka-luka masa lalu. Dengan berdamai dan menerima semuanya itu maka seorang pemimpin bisa mengambil keputusan dengan obyektif. 
Pemimpin juga harus mampu berdamai dengan dirinya sendiri yaitu menerima segala kekurangan dan kelebihannya. Sehingga tahu bagaimana harusmengembangkan dirnya. Pemimpin ala fransiskus asisi juga harus selalu membuka diri pada perubahan ke arah yang lebih baik. Selalu memprbaharui diri hingga semakin serupa dengan Allah

 

2.       PARVUM HABITUS
Bersikap kecil, artinya seorang pemimpin ala fransiskus memiliki sikap merasa kecil di hadapan Allah sehingga ia bersedia untuk turba (turun ke bawah) dan menyapa semua anggotanya sebagai saudara seperjuangan dengan kasih. Bukan sebagai tuan dan hamba. Dalam injil Yesus bahkan menyebut para rasul sebagai sahabat. Dengan sikap ini ini maka  seorang pemimpin mampu mendengarka aspirasi secara baik dan tidak menjadi diktator. Paus fransiskus sangat menghidupi sikap ini. 

 

3.       CONTEMPLATIO
Seorang pemimpin ala fransiskus harus mampu berefleksi, merenung dan mengolah diri, sehingga setiap keputusan di ambil dengan ketenangan batin. Fransiskus asisi mengajarkan pentingnya selalu berdoa di dalam setiap proses pengambilan keputusan sehingga ada waktu untuk menganalisa keputusan, apakah ini kehendak daging ataukah kehendak roh. Pembatinan ini berguna juga untuk mengevaluasi semua tindakan yang di ambil. Skema nya adalah
MELIHAT ---- MENGANALISA---- BERTINDAK
Setelah melihat situsi kemudian menganalisa atau merenungkan, disinilah contemplatio berada kemudian bertndak untuk mengambil keputusan. Setelah itu di lihat kembali kemudian di contemplatio lagi dan di perbaiki begitu seterusnya.
 
4.       FRATERNITATEM
Seorang pemimpin ala fransisku harus di jiwai semangat persaudaraan. Karena di dalam persaudaraan, setiap pemimpin haruslah mampu mendengar dan memberi telinga kepada semua yang dipimpinnya, Ia harus mau menceritakan pengalamannya, keterbukaannya, pengharapannya dan permasalahannya. Ketika seorang pemimpin memberi telinganya kepada yang dipimpin maka ia harus juga bersedia mengampuni kesalahan sesama. Jika ada anggotanya yang sakit, maka pempin harus bisa mengisnpirasi anggota yang lain untuk bisa merawatnya sama seperti seorang ibu merawat anaknya yang sakit. Bagi pemimpin dengan semangat fransiskan para anggota adalah bagian dari hidupnya, saudara saudarinya yang kemudian di cintainya dengan tulus sama seperti Yesus Kristus yang mengangap semua orang adalah saudara-saudarinya dan berani mencintai dengan tulus bahkan mengorbankan dirinya di kayu salib.

 5.       Fortitus

 Seorang pemimpin ala fransiskus sebaiknya memiliki jiwa keberanian, berani mengambil sikap yang benar, Ketika dunia saat ini sedang sakit dan berada dalam kondisi ketidakjelasan maka pemimpin ala fransiskus berani mengambil sikap agar bisa membawa anggotanya pada arah yang baik. Pemimpin juga bearin mengaku salah jika memang salah, berani meinta maaf, berani belajar dari semua orang, berani membela jika memang berada pada posisi benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar